Bentuk Rumah Adat Betawi – Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki ciri khas yang melambangkan budaya yang berkembang di daerah tersebut. Ciri-ciri tersebut bisa berupa makanan khas, kesenian, hingga rumah adat.
Salah satu contohnya adalah rumah Betawi yang memiliki berbagai jenis bentuk. Betawi terdapat sebuah rumah adat yang bernama rumah kebaya. Rumah kebaya sendiri termasuk dalam rumah adat resmi yang ditetapkan pemerintah.
Namun, apakah kalian tahu bahwa di Betawi sebenarnya terdapat 4 jenis rumah adat dan rumah-rumah ini tidak kalah populernya dengan rumah kebaya.
Nah, yuk langsung saja bisa Anda simak artikel mengenai rumah adat Betawi yang meliputi sejarah, jenis, dan ini.
A. Sejarah Rumah Adat Betawi
Sebelum mempelajari rumah adat Betawi, sebaiknya kita mengetahui terlebih dulu suku Betawi. Karena ini sangat berkaitan dengan asal usul rumah Betawi yang akan kita akan bahas setelahnya.
Suku Betawi berasal dari Indonesia, baru dikenal setelah kolonial Belanda melakukan sensus penduduk pada tahun 1930. Suku Betawi sendiri diartikan sebagai orang yang mendiami atau bertempat tinggal di Jakarta.
Asal usul suku Betawi sebenarnya merupakan gabungan dari berbagai suku di seluruh Indonesia, seperti suku Jawa, Sunda, Bali, Makassar yang didatangkan oleh pemerintah Belanda.
Hasil perkawinan antar suku yang mendiami Jakarta inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal masyarakat Betawi. Rumah adat ini sendiri merupakan akulturasi budaya masyarakat yang pernah mendiami wilayah Jakarta.
Pengaruh tersebut berasal dari budaya lokal dan internasional, pengaruh budaya lokal sendiri berasal dari budaya Jawa dan Sunda.
Pengaruh ini terlihat dari bentuk rumah khas Betawi yang mirip dengan rumah joglo dari Jawa dan rumah panggung dari Sunda.
Selain itu, pengaruh internasional seperti Cina, Eropa dan Arab dapat dilihat dari ornamen-ornamen yang membentuk rumah tersebut, seperti ornamen pada pintu dan jendela.
B. Jenis Rumah Adat Betawi
Rumah adat Betawi yang saat ini resmi terdaftar adalah rumah kebaya. Namun perlu Anda ketahui bahwa masih ada jenis rumah adat Betawi lain dan masih menjadi bagian dari budaya Betawi.
Jenis rumah adat Betawi ini antara lain rumah panggung, rumah gudang, dan rumah Joglo. Meski tidak terdaftar sebagai rumah adat Betawi resmi, rumah-rumah ini keberadaannya tetap diakui dan dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya Betawi.
Jenis-jenis rumah adat Betawi ini dibedakan menurut perkembangan disekitarnya yang meliputi faktor lokasi dan budaya. Berikut penjelasan lebih jelas dari masing-masing tipe rumah adat Betawi.
1. Rumah Panggung
Salah satu rumah adat Betawi yang masih bisa Anda temukan hingga saat ini adalah Rumah Panggung. Sama halnya dengan rumah panggung di Sumatera, rumah panggung Betawi juga dibangun di atas tiang-tiang yang tinggi.
Rumah panggung ini dibuat menjulang tinggi karena mengikuti lingkungan sekitar. Kebanyakan rumah adat ini berada di daerah pesisir pantai dan dibangun langsung oleh masyarakat Betawi.
Desain rumah ini dibuat menjulang tinggi dengan tujuan untuk menghadapi potensi banjir yang sewaktu-waktu bisa melanda.
Di bawah kolong rumah ini umumnya digunakan untuk menaruh hewan ternak seperti kambing, ayam, dan bebek.
Berguna juga untuk melindungi penghuninya dari ancaman binatang buas seperti ular. Dalam pembuatan rumah adat ini bahan yang sering digunakan adalah kayu.
Hal ini dikarenakan bahan kayu mudah dibentuk dan kayu merupakan salah satu bahan yang mudah ditemukan masyarakat saat itu. Salah satu ciri rumah Panggung Betawi adalah balaksuji yaitu tangga di depan rumah yang dipercaya mampu menolak bala.
Selain itu, menurut masyarakat Betawi balaksuji digunakan untuk media penyucian diri sebelum memasuki rumah. Rumah ini tidak hanya berada di daerah pesisir, namun rumah panggung yang satu ini juga dibangun masyarakat yang bertempat di daerah agraris.
Pola huruf L merupakan struktur rumah yang paling sering digunakan ketika pembangunan. Di rumah adat Betawi ini, Anda bisa menemukan motif yang sederhana namun juga sangat khas Betawi.
Bentuk ornamen yang dimaksud adalah ukiran dengan berbagai bentuk, seperti motif geometris ketupat, pola lingkaran, atau titik. Ukiran ini juga dapat ditemukan di pintu, jendela, dan berbagai bagian rumah lainnya.
Selain dekorasi tadi, ornamen pada rumah panggung Betawi berfungsi juga sebagai ventilasi. Umumnya rumah adat Betawi menggunakan tanah yang diberi semen untuk menjadi pijakan didalam rumah.
Kemudian struktur atap yang digunakan biasanya berupa Bapang, Joglo, dan lain-lain.
2. Rumah Kebaya
Sumber: tokopedia.net
Tahukah Anda bahwa satu-satunya rumah yang diakui secara resmi adalah rumah kebaya? Ya, fakta ini memang tidak banyak yang tahu.
Namun, tahukah Anda mengapa rumah ini disebut Rumah Kebaya? Rumah ini disebut rumah kebaya dikarenakan bentuk atapnya yang memiliki kemiripan dengan pelana yang dilipat. Jika dilihat dari samping, terlihat seperti lipatan kebaya.
Hal inilah yang membuat rumah ini memiliki nama yang sama dengan jenis pakaian adat di Jawa yaitu Kebaya. Nama Rumah Kebaya memang tidak begitu populer jika dibandingkan dengan rumah adat Betawi lainnya seperti rumah Joglo.
Masyarakat Betawi biasanya membagi luas rumah kebaya ini menjadi dua bagian. Yaitu rumah untuk semi publik atau umum dan pribadi. Biasanya area semi publik sendiri berada di bagian depan seperti teras dan ruang tamu.
Ketika seorang tamu datang dan menginap, tamu tersebut akan ditempatkan di sebuah ruangan khusus yang disebut paseban. Kamar ini dirancang dengan indah untuk menghormati tamu yang menginap dan di pintunya tercetak sebuah ukiran.
Jika tidak ada tamu, paseban ini juga bisa menjadi tempat ibadah bagi pemilik rumah kebaya ini. Sedangkan ruangan atau area pribadi sendiri biasanya terletak di bagian belakang rumah.
Area pribadi dalam rumah adat Betawi meliputi ruang makan, kamar tidur, dapur, dan halaman belakang. Area ini sebenarnya hanya boleh dilihat oleh orang-orang yang dekat dengan pemilik rumah atau yang memiliki izin.
Ciri khas rumah Kebaya adalah terasnya yang berbentuk sangat luas, berfungsi untuk menjamu tamu dan tempat bersantai untuk keluarga. Rumah Kebaya berbentuk dasar kotak dan karakteristiknya simple dan sederhana.
Dinding rumah terbuat dari panel yang bisa dibuka atau digeser, sehingga rumah terasa lebih luas. Teras ini berbentuk semi terbuka, dan hanya dibatasi oleh pagar setinggi 80 cm.
Biasanya memiliki lantai yang lebih tinggi dari permukaan tanah, dan terdapat 3 anak tangga dari batu bata yang disemen.
3. Rumah Joglo
Sumber: gardencenter.co.id
Dari namanya, rumah adat Betawi ini dapat diketahui bahwa arsitekturnya mendapat pengaruh kuat dari arsitektur bangunan budaya Jawa. Hal inilah yang membuat rumah ini memiliki bentuk yang menyerupai rumah adat dari Jawa.
Bentuk rumah Joglo yang banyak dijumpai di pulau Jawa juga terdapat pada beberapa bentuk di rumah adat Betawi. Walaupun begitu tetap ada perbedaan. Perbedaan yang paling mencolok dari bentuk rumah adalah pada tiang-tiangnya.
Rumah Joglo bergaya Betawi ini dengan jelas tidak memperlihatkan tiang-tiang penyangga utama seperti yang biasa dijumpai di berbagai rumah adat dari Jawa. Selain itu, struktur kuda-kuda di atap hanya dapat ditemukan di rumah adat Betawi.
Uniknya, sistem kuda pada rumah khas Betawi Joglo adalah kuda timur. Ciri-ciri kuda ini tidak seperti batang diagonal yang diperkenalkan oleh Belanda. Hal ini pula yang membedakan antara rumah Joglo dengan rumah Gudang.
Rumah Joglo tidak memiliki pintu belakang dan kamar. Setiap bagian dari rumah Joglo memiliki fungsinya masing-masing. Serambi belakang untuk menerima tamu perempuan, sedangkan serambi depan untuk menerima tamu laki-laki.
Di rumah Joglo, pintu masuknya ada di samping rumah. Kemudian, ruang depan dan ruang utama memiliki atap Joglo yang secara keseluruhan berbentuk bujur sangkar.
Rumah ini biasanya ditempati oleh para bangsawan atau priyayi. Di Rumah ini terdapat 3 bagian ruang utama:
- Belakang digunakan untuk dapur tempat memasak sekaligus tempat kamar mandi.
- Tengah lebih dipergunakan untuk berkumpul bersama keluarga, ruang makan, dan kamar tidur.
- Depan, seperti rumah pada umumnya untuk menerima tamu yang datang
4. Rumah Gudang
Sumber: gardencenter.co.id
Rumah gudang adalah salah satu jenis rumah adat tertua milik masyarakat Betawi dan belum tersentuh pengaruh budaya lain karena posisinya yang berada di daerah terpencil.
Rumah adat ini diyakini sudah ada sejak abad ke-5 Masehi ketika dipimpin oleh Kerajaan Tarumanegara. Struktur utama yang digunakan dalam membangun rumah ini adalah kayu.
Sebagian besar pondasi rumah menggunakan bahan yang terbuat dari kayu. Bangunan rumah ini berbentuk persegi panjang dengan atap berbentuk seperti perisai yang terdiri dari kuda dan jure (struktur atap tambahan kiri dan kanan).
Rumah ini memiliki 2 bagian, yaitu bagian depan dan tengah. Ruang depan rumah berfungsi sebagai tempat menerima tamu dan terdapat atap miring yang disebut markis atau topi yang berfungsi untuk menahan terpaan sinar matahari dan air hujan.
Sedangkan bagian tengah berfungsi sebagai ruang berkumpul keluarga. Rumah adat Betawi ini tidak memiliki bagian belakang karena sudah bergabung dengan ruang bagian tengah. Bangunan rumah gudang terinspirasi dari rumah gudang milik Portugis.
C. Fakta Unik Rumah Betawi dan Filosofinya
Rumah adat Betawi memiliki beberapa ciri khas yang unik dan mengandung makna filosofis dibalik berbagai ruangan yang berada di area rumah adat Betawi. Simak saja penjelasannya berikut ini:
1. Rumah Betawi Asli Tidak Memiliki Kamar Mandi
Tahukah Anda bahwa kamar mandi di rumah adat Betawi sebenarnya tidak menyatu dengan bangunan utama? Salah satu prinsip hidup suku Betawi beranggapan bahwa semua kotoran harus disingkirkan dari bangunan utama (bangunan berpenghuni).
Ini dimaksudkan untuk menjaga penghuni yang tinggal di dalam rumah tersebut agar selalu bersih lahir dan batin. Pasalnya, masyarakat Betawi mengutamakan tempat yang bersih demi kenyamanan penghuni rumah.
Letak kamar mandi biasanya berada di luar bangunan rumah, tepatnya di bagian belakang rumah. Ini juga menjelaskan kepada kita bahwasannya kamar mandi terpisah dari bangunan utama.
2. Ukiran dan Ornamen Pada Rumah Betawi Memiliki Arti Filosofis
Ciri khas rumah adat Betawi salah satunya terdapat banyak ornamen ukiran yang setiap ornamen atau ukiran tersebut memiliki makna filosofis tersendiri.
Ornamen ukiran tersebut dapat dibedakan menurut makna filosofisnya yang telah dirangkum berikut ini:
a. Ornamen ukiran berbentuk bunga matahari
Ukiran ini biasanya berada di atas pintu ruang tamu yang bermaksud untuk menginspirasi bagi orang-orang yang melihatnya. Bentuk ukiran ini dapat diartikan sebagai pelita yang akan menerangi hati dan pikiran para penghuni rumah.
b. Ornamen ukiran berbentuk bunga melati
Sering ditemui di tiang-tiang rumah adat Betawi yang mengandung makna bahwa pemilik rumah pasti punya hati atau perasaan yang berbau seperti bunga melati yang sedang mekar.
c. Ornamen ukiran berbentuk tumpal atau gunungan
Bentuk ukiran yang sering ditemui adalah berbentuk tumpal atau gunungan, yang melambangkan kekuatan alam yang terdiri dari makrokosmos (alam semesta), mikrokosmos (manusia), dan metakosmos (alam gaib).
d. Ornamen gigi balang
Ornamen gigi balang adalah ornamen berupa papan kayu berbentuk segitiga terbalik. Berbaris menempel sejajar pada lisplang atau di bawah atap rumah.
Ornamen ini memiliki makna bahwa kehidupan orang Betawi harus sabar, ulet, jujur, dan rajin. Sebenarnya masih terdapat banyak lagi ukiran yang belum tercantum disini, beberapa yang saya jelaskan berikut ini.
Tiap ukiran tersebut memiliki makna atau filosofi seperti bunga mawar yang berarti kesetiaan, bunga cempaka yang berarti keanggunan, bunga Kim Hong yang berarti keuletan, merak yang berarti kemegahan, dan kijang yang berarti tanggap dan lincah.
3. Teras Rumah Betawi Selalu Luas dan Berpagar Rendah
Terdapat keunikan pada rumah adat Betawi. Rumah Betawi biasanya tersedia tempat teras atau pendopo yang lumayan luas. Tempat ini berguna ketika ada seorang tamu bertandang ke rumah.
Terdapat 2 benda yang berada di teras, yaitu meja dan kursi yang digunakan untuk bercengkrama dengan tetangga atau orang-orang terdekat lain. Makna filosofis yang terkandung disini adalah bahwa masyarakat Betawi sangat terbuka terhadap orang baru.
Masyarakat Betawi sendiri memiliki sifat pluralis, dapat menerima perbedaan. Bentuk dari rumah Betawi ini melambangkan akulturasi dari beragam budaya.
4. Pola Rumah Betawi Simetris
Apa yang kalian ketahui mengenai pola rumah Betawi simetris? Pola ini sering digunakan oleh beberapa rumah adat Betawi.
Sebuah pola simetris akan terlihat dan terasa ketika kita berjalan dari letak pintu masuk halaman ke depan rumah(ruang depan) dari depan rumah masuk lagi ke dalam rumah bagian tengah(ruang tamu).
Setalah berada di rumah bagian tengah selanjutnya adalah masuk lagi ke arah pekarangan belakang rumah(ruang belakang). Umumnya ketika kamu berjalan ke belakang, pola yang tercipta adalah membentuk sebuah garis sumbu abstrak.
Nah, setelah mengetahui ulasan lengkap tentang rumah adat Betawi, jenis rumah apa saja yang pernah Anda lihat? Dengan mengetahui sejarah dan budaya setempat, semoga ada nilai-nilai filosofis yang bisa bermanfaat bagi kehidupan Anda.
Leave a Reply