Rumah Adat Jawa Timur – Jumlah rumah adat dari Jawa Timur memang banyak sekali dan salah satunya yang banyak dikenal masyarakat adalah rumah adat joglo sinom.
Yang paham rumah adat pasti tahu rumah adat joglo sinom yang satu ini. Karena rumah adat joglo sinom merupakan bangunan rumah adat khas dari Jawa Timur.
Jawa Timur sendiri terletak di sebelah timur pulau Jawa yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah. Selain itu, sebuah bangunan rumah adat tentunya memiliki keunikan pada bangunannya.
Fakta ini memang benar adanya, karena sebuah rumah adat pasti memiliki perbedaan dengan bangunan rumah adat lain. Untuk lebih jelasnya mengenai rumah adat Jawa Timur dapat Anda ketahui pada pembahasan berikut ini.
A. Karakteristik Rumah Adat Jawa Timur
Karakteristik dari rumah adat Jawa Timur adalah terdapat banyaknya kayu jati dalam rumah. Ini dikarenakan kayu jati merupakan sebuah material utama bahan yang digunakan ketika pembangunan rumah adat Jawa Timur.
Kebanyakan rumah adat Jawa Timur membawa konsep bentuk limasan atau dara gepak dengan konsep bentuk bangunan joglo.
Untuk dinding rumah, kebanyakan dari masyarakat Jawa Timur menggunakan bambu untuk bahan pembuatannya.
Sedangkan untuk atap, biasanya menggunakan genteng yang terbuat dari tanah liat yang di keraskan sebagai penutupnya.
Namun, tidak sedikit pula rumah adat Jawa Timur yang menggunakan daun kelapa pisang sebagai penutup atap rumah mereka.
Bahkan lambang dari provinsi Jawa Timur mengikuti bentuk atap rumah joglo yang menyerupai gunung. Menurut kepercayaan orang Jawa, gunung merupakan sebuah tempat sakral dan memiliki kedudukan yang tinggi.
Dianggap memiliki kedudukan tinggi karena diyakini sebagai tempat tinggal para dewa. Maka dari itu dibuatlah sebuah lambang yang berbentuk seperti sebuah atap rumah dan biasa disebut dengan “tajug“.
Filosofi yang berada pada bangunan rumah adat Jawa Timur memang cukup banyak. Contohnya seperti bentuk dari serambi yang dimiliki beberapa rumah adat Jawa Timur yang memiliki kemiripan dengan bangunan pendopo.
Biasanya bangunan serambi ini memiliki halaman yang luas, malahan bisa sampai melebihi setengah luas bangunan rumah.
Pendopo atau serambi ini dibuat sangat luas karena pada zaman dahulu, bangnuan ini sering digunakan untuk menerima tamu dalam jumlah besar ketika acara adat berlangsung.
Salah satu ciri khas dari rumah adat ini adalah terdapat sebuah ukiran yang berada pada pintu rumah. Masyarakat Jawa Timur percaya bahwa ini dapat menghindarkan mereka dari hal-hal negatif.
B. Jenis Rumah Adat Jawa Timur
Semakin berkembangnya zaman ternyata juga berpengaruh dengan keberadaan rumah-rumah adat di Jawa Timur.
Jenis rumah adat di Jawa Timur memang cukup banyak, namun beberapa jenis dari rumah tersebut sudah mulai jarang dijumpai.
Agar eksistensi dari rumah adat tetap terjaga, maka kita harus bisa melestarikan kebudayaan di Indonesia ini.
Sebelum melestarikan kebudayaan rumah adat di Jawa Timur, kalian harus terlebih dahulu mengetahui jenis-jenis rumah adatnya. Yuk kenali jenis rumah adat di Jawa Timur beserta penjelasannya berikut.
1. Rumah Adat Joglo Sinom
Joglo sinom merupakan sebuah bangunan rumah adat yang berasal dari Jawa Timur. Terdapat keunikan yang berada pada rumah adat joglo sinom, yaitu jumlah tiang yang digunakan sangatlah banyak.
Jumlah dari tiang yang dipakai mencapai 36 buah dengan 4 tiang utama atau saka guru. Tiang ini biasanya dipasangkan di dalam rumah dan berada pada sisi tengah.
Bangunan rumah adat joglo sinom merupakan konsep dasar dari rumah joglo yang saat ini sudah semakin berkembang dan terbagi dalam jenis-jenis yang berbeda.
Bubungan atau atap dari rumah joglo sinom pada bagian tengah berbentuk menonjol ke atas.
2. Rumah Adat Joglo Jompongan
Sumber: saintif.com
Bukan hanya rumah adat joglo sinom yang menjadi dasar dari terciptanya jenis-jenis rumah adat joglo lain di Jawa Timur.
Ternyata terdapat juga jenis rumah adat joglo lain yang menjadi dasar dari terciptanya beberapa jenis rumah adat joglo di Jawa Timur.
Rumah adat tersebut adalah rumah adat joglo jompongan dan merupakan salah satu rumah adat yang terkenal setelah rumah adat joglo sinom.
3. Rumah Adat Joglo Situbondo
Sumber: seringjalan.com
Bentuk rumah ini mirip dengan limas dengan material bahan utama pembuatannya adalah kayu jati. Ruang dalam dan luar rumah digambarkan memiliki sebuah keharmonisan antara manusia dan alam sekitar.
Sebelum memasuki rumah, terdapat sebuah tanah berbatu di tempat yang pas dengan berdirinya pintu rumah. Diperkirakan bahwa para penghuni rumah ini adalah masyarakat jawa yang memiliki kepercayaan kejawen.
4. Rumah Adat Joglo Pangrawit
Sumber: ruparupa.com
Rumah joglo pangrawit memiliki halaman yang cukup luas. Terdapat sebuah atap yang memiliki bentuk mengerucut ke atas.
Jumlah tiang pada rumah joglo pangrawit diperkirakan lebih banyak dibandingkan dengan yang tiang rumah adat joglo sinom.
5. Rumah Adat Joglo Hageng
Sumber: pengadaan.web.id
Ciri khas dari rumah adat ini adalah memiliki sebuah atap yang berjumlah 2 di bawah atap utama bangunan rumah.
Bentuk atap rumah adat hageng seperti sebuah tritisan keliling dan berdiameter cukup luas.
Bidang atap ini pun memiliki bentuk yang relatif lebih bagus dibanding dengan atap jenis rumah adat joglo lain. Bahkan atap rumah joglo hageng memiliki susunan atap berjumlah tiga buah.
6. Rumah Adat Osing
Sumber: perkim.id
Bangunan rumah adat osing dapat kalian temukan di daerah Banyuwangi. Terdapat beberapa jenis rumah adat osing yang berbeda, yaitu Baresan, Crocogan, dan Tikel Balung.
Ketiga jenis rumah adat osing ini dapat dibedakan dengan melihat jumlah bidang atapnya. Sedangkan untuk pembagian ruang dalam rumah oasing, ketiganya sama saja.
Ruangan tersebut biasanya terbagi ke dalam 4 ruangan, yaitu pembatas atau hek/baleh, teras atau ampet, ruang tengah atau jerumah, dan dapur atau pawon.
Sedangkan untuk lantai sendiri rumah adat osing kebanyakan masih menggunakan lantai yang beralaskan tanah dan atap yang terbuat dari gerabah.
7. Rumah Adat Suku Tengger
Sumber: mustikaland.co.id
Berikutnya merupakan rumah adat milik suku Tengger dengan bentuk atapnya yang terlihat cukup unik. Berbeda dengan kebanyakan bentuk atap rumah adat Jawa Timur lain.
Konsep dari bentuk atap yang digunakan rumah adat suku Tengger memiliki bentuk atap yang bertumpuk, meninggi dan terjal.
Tersedia sebuah tempat di depan rumah adat suku Tengger yang biasanya digunakan untuk duduk. Masyarakat suku Tengger biasanya menyebut tempat tersebut dengan sebutan bale-bale.
Biasanya bangunan rumah dibangun sangat berdekatan yang bertujuan untuk menghalau angin besar atau cuaca ekstrim lainnya.
8. Rumah Adat Dhurung
Sumber: lamudi.co.id
Rumah adat yang satu ini memiliki bentuk pondasi yang menyerupai bentuk sebuah gubuk.
Bangunan rumah adat dhurung biasanya memanfaatkan daun pohon atau dheun untuk dijadikan sebagai atap rumahnya. Bangunan rumah adat dhurung biasanya ditempatkan pada halaman depan rumah.
Ini dikarenakan bentuk dari bangunan tidak terlalu besar dan fungsinya hanya digunakan untuk beristirahat sejenak setelah bekerja di ladang atau sawah.
Masyarakat biasanya menempatkan beberapa jebakan tikus (jhelepang) yang seringkali mengganggu tanaman padi warga.
Kalian dapat menjumpai bangunan rumah adat ini di daerah kecamatan Sangkapura dan kecamatan Tambak, hingga kabupaten Gresik.
9. Rumah Adat Limasan Trajumas
Sumber: 99.co
Ciri khas dari bangunan rumah adat limasan trajumas terletak pada penambahan beranda yang berada pada sekitar bangunan.
Bangunan rumah adat ini memiliki struktur utama sebuah tiang yang berjumlah 6 buah yang biasa disebut dengan saka.
Keberadaan tiang dan ander ini membuat rumah adat ini terbagi kedalam 2 bagian yang biasa disebut dengan rongrongan.
Atap dari bangunan rumah ini memiliki empat sisi yang mana menggambarkan bangunan atap rumah limasan pada umumnya.
Bentuk dari rumah memang sederhana, namun konstruksi dari bangunan sangat terlihat unik dan menarik. Karena terdapat sebuah bangunan untuk bungalow dan gazebo.
10. Rumah Adat Limasan Lambang Sari
Sumber: pesona-indonesia.info
Rumah limasan lambang sari merupakan sebuah rumah adat yang memiliki bentuk limas atau persegi panjang.
Sebuah keunikan dalam rumah adat ini adalah bentuk dari atapnya yang berbentuk seperti sebuah balok penyambung.
Jumlah tiang dalam rumah biasanya berjumlah 16 tiang yang menopang atap di keempat sisi yang berbeda.
Jika Anda perhatikan lagi terdapat sebuah bubungan yang terlihat kuat, karena fungsinya sebagai penghubung antara keempat sisi atap tersebut.
Bentuk pondasi yang digunakan bangunan rumah adat ini membawa konsep bentuk umpak dengan alas tiang dari batu.
Terdapat juga sebuah purus pada tiang bawah rumah yang berfungsi sebagai pengunci tiang bangunan.
C. Bagian Ruang Rumah Adat Jawa Timur
Keunikan yang dimiliki rumah adat Jawa Timur salah satunya terletak pada pembagian ruang di dalam rumah.
Berikut merupakan beberapa ruangan yang berada di dalam bangunan rumah adat Jawa Timur beserta penjelasan singkatnya.
1. Emperan
Emperan merupakan sebuah teras yang berada di depan rumah dan berguna sebagai tempat penerimaan tamu. Biasanya terdapat sebuah meja dan kursi, emperan sendiri berbeda dengan pendopo.
Bukan hanya sebagai tempat penerimaan tamu, emperan juga sering digunakan sebagai tempat bersantai bersama keluarga ataupun tetangga.
Terdapat sebuah filosofi yang berada pada emperan ini, bahwa sesama anggota keluarga dan tetangga harus saling memupuk rasa kekeluargaan.
2. Pendopo
Pendopo sendiri berada pada bagian depan rumah dan memiliki ukuran yang cukup luas. Tempat pendopo memiliki kesamaan fungsi yang hampir sama dengan emperan.
Perbedaan antara keduanya berada pada jumlah orang yang dapat ditampung oleh kedua tempat ini.
Emperan biasanya hanya dapat menampung beberapa orang saja, karena memang fungsinya tidak begitu besar.
Sangat berbeda dengan pendopo yang malahan bisa digunakan sebagai tempat bermusyawarah masyarakat seperti halnya balai pertemuan.
3. Pringgitan
Pringgitan berbentuk seperti sebuah lorong, karena berada di antara pendopo dan omah njero (dalam rumah).
Fungsi dari pringgitan ini benar-benar digunakan sebagai tempat masuknya seseorang ke dalam rumah.
Tempat pringgitan ini ternyata juga sering digunakan sebagai tempat dari pertunjukan wayang kulit.
4. Omah Njero
Tempat omah njero merupakan sebuah ruangan utama yang berada di dalam rumah adat Jawa Timur.
Fungsinya ialah sebagai tempat berkumpul keluarga untuk saling bercengkrama maupun untuk tempat bersantai.
5. Senthong
Sentong dalam bahasa jawa diartikan sebagai kamar. Jadi sentong merupakan tempat yang fungsinya lebih digunakan sebagai tempat untuk tidur.
Bagian sentong sendiri dalam rumah adat Jawa Timur terutama pada rumah adat joglo terbagi kedalam 3 bagian ruangan, yaitu:
a. Senthong Tengen
Tengen dalam bahasa memiliki arti kanan, bagian senthong tengen biasanya berisi kamar tidur untuk anak kecil dan kedua orangtuanya.
Namun, ada beberapa juga masyarakat Jawa Timur yang memanfaatkan bagian senthong tengen sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen.
b. Senthong Tengah
Dapat kita ketahui bahwa bagian ruangan ini terletak di bagian tengah rumah. Terdapat sebuah kamar utama yang dianggap suci di senthong tengah ini.
Fungsi dari kamar ini ialah sebagai tempat penyimpanan barang-barang berharga dan bersejarah.
c. Senthong Kiwa
Kiwa dalam bahasa Indonesia memiliki arti sebelah kiri. Fungsi dari ruangan ini adalah sebagai tempat tidur orang tua dan sesepuh dalam rumah tersebut.
Sebuah senthong kiwa memiliki dekorasi yang bergantung pada penghuni yang menempatinya.
Karena memang ruangan ini dapat difungsikan menjadi berbagai ruangan, namun kebanyakan dijadikan sebagai tempat kamar tidur.
Ruangan senthong kiwa biasanya dibuat dengan ruang yang langsung terhubung dengan ruangan yang berada di belakang rumah.
8. Gandhok
Gandhok merupakan sebuah ruangan yang terletak di belakang rumah yang memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan barang.
Ruangan ini memang sebuah gudang, karena rata-rata barang yang tidak terpakai lagi di letakkan di sini. Terkadang ruangan ini juga digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan makan.
Pembahasan di atas tentu bisa sangat berharga, terutama bagi Anda yang berkeinginan mengetahui berbagai jenis rumah adat.
Karena rumah adat setiap daerah berbeda-beda, maka dari itu kami mengelompokkan berbagai jenis rumah adat sesuai dengan daerahnya masing-masing.
Leave a Reply