Rumah Adat Lampung – Pastinya Anda sudah tahu bahwa di setiap provinsi di Indonesia pasti memiliki bangunan rumah adat, tak terkecuali dengan provinsi Lampung.
Lampung merupakan salah satu provinsi yang berbatasan langsung dengan provinsi Sumatera. Ada sebuah fakta unik yang ditemukan pada bangunan rumah adat ini.
Selengkapnya tentang rumah adat Lampung dapat kalian ketahui di pembahasan berikut ini.
A. Mengenal Rumah Adat Lampung
Dalam konstruksinya, rumah adat ini dibangun dengan menggunakan berbagai bahan dasar yang berupa kayu. Setelah itu diikat menjadi satu dengan anyaman tali yang berasal dari tanaman.
Dinding rumah dibuat menggunakan kayu yang lunak dan mudah dipotong. Atap rumah menggunakan rerumputan alang-alang atau serabut pohon kelapa yang mampu menahan hujan sehingga tidak sampai tumpah ke bagian dalam rumah.
Rumah adat Lampung sering di bangun dengan sistem bertingkat yang membuatnya hampir tidak pernah menyentuh tanah. Fungsi rumah Lampung dibuat berbentuk meningkat adalah agar ruangan di dalamnya menjadi lebih sejuk.
Keunggulan lain yang dimiliki oleh rumah adat bertingkat ialah dapat meredam kelembaban yang seringkali merusak benda dan makanan.
Namun, karena perkembangan teknologi, ekonomi dan sosial budaya yang semakin modern. Banyak diantara rumah-rumah ada yang mulai dilupakan. Bahan jumlah bangunannya pun semakin menurun drastis.
B. Jenis Rumah Adat Lampung
Terdapat banyak rumah adat dengan bentuk yang bervariasi di lampung. Tiap bangunan rumah adat ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Jenis-jenis rumah adat ini akan dijelaskan sebagai berikut ini.
1. Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat
Sesat balai agung merupakan nama yang juga sering disematkan ketika menyebut rumah ini adat ini. Nuwo sesat menurut maknanya, dapat diartikan sebagai tempat yang digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan.
Kegiatan yang di maksud adalah kegiatan yang sesuai dengan adat setempat. Di Lampung sendiri terdapat sebuah kitab berisi aturan yang harus dipatuhi oleh masyarakat Lampung ketika membangun rumah.
Kitab tersebut bernama Kuntara Raja Niti. Di dalam kitab juga menjelaskan tata cara membangun rumah yang benar.
Rumah nuwo sesat merupakan sebuah rumah yang terbagi dalam beberapa ruangan. Tiap ruangan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, berikut penjelasannya!
a. Ijan Geladak
Ijan geladak merupakan sebuah bangunan berupa tangga yang merupakan akses utama pintu masuk kedalam bangunan rumah sesat nuwo. Saat ada acara atau kegiatan tertentu, bangunan ini berguna sebagai tempat berjaga.
Ijan geladak sebenarnya bisa dilewati oleh orang tertentu, misalnya tamu penting yang bertandang ke rumah. Tak hanya melewati ijan geladak, tamu penting ini akan disambut dengan sebuah tarian yang khas sebelum memasuki rumah.
b. Anjungan
Anjungan tempatnya berdekatan dengan ijan geladak yang berada di depan rumah, tepatnya, yaitu setelah melewati tangga atau ijan geladak.
Tempat anjungan juga berfungsi untuk menerima tamu yang datang. Tempat ini juga digunakan untuk tempat pertemuan para pemuka adat dan tempat bermusyawarah.
c. Kebik
Kebik merupakan nama lain yang sering disebutkan oleh masyarakat Lampung ketika menyebutkan sebuah kamar. Kamar yang di maksud ialah kamar yang digunakan oleh anggota keluarga yang mendiami rumah nuwo sesat.
Terdapat beberapa jenis kamar yang berada di dalam rumah adat Lampung, antara lain: kebik temen, kerumpu, tengah, dan sebagainya.
d. Ruang Tetabuhan
Ruang Tetabuhan berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat musik. Alat musik yang disimpan ini bukanlah alat musik yang saat ini sering dimainkan. Melainkan sebuah alat musik tradisional berupa gamelan Lampung.
Ternyata, gamelan tidak hanya berada di Jawa, melainkan juga berada di Lampung. Uniknya, konsep memakai gamelan sebagai alat musik di Lampung ini terinspirasi dari kesultanan Banten.
Ketika dulu kesultanan Banten masih berdiri, jarak antara kesultanan Banten dengan Lampung memang tidak terlalu jauh. Maka tidak heran kalau terdapat kesamaan antara gamelan Lampung dan gamelan Jawa.
Alat musik ini sering digunakan oleh masyarakat Lampung untuk mengiringi sebuah acara adat yang sedang berlangsung.
e. Ruang Gajah Merem
Lampung memiliki sebuah hewan ikonik yang berada di alam hutan lampung. Hewan yang di maksud adalah gajah. Masyarakat Lampung mengistilahkan sebuah gajah dengan sosok pemimpin yang tangguh.
Terdapat keterkaitan antara hewan gajah dengan nama ruangan ini. Ruangan ini diberi nama gajah merem, karena ruangan ini digunakan oleh para pemimpin adat atau petinggi adat untuk tidur.
Tempat ini hanya digunakan sementara waktu oleh para pemimpin adat. Ketika ada rapat adat yang disebut dengan Pepung berlangsung, maka pemimpin adat akan menginap disini.
Karena memang rapat yang berlangsung biasanya sampai berhari-hari. Rumah adat ini hanya dikhususkan untuk para pemimpin adat atau petinggi adat dan tidak diperuntukan untuk tempat tinggal bagi warga.
f. Ruang Gaghang
Ruangan gaghang dapat juga dikatakan sebagai dapur. Karena tempat ini digunakan untuk mencuci peralatan makan, memasak dan mengolah makanan.
2. Rumah Adat Lampung Nuwo Balak
Sumber: artikel.rumah123.com
Berikutnya adalah rumah nuwo balak, bangunan yang satu ini menganut adat Perpadun. Rumah ini masuk dalam jenis kategori rumah panggung. Material bahan yang digunakan untuk pembangunan rumah adat nuwo balak adalah kayu.
Rumah nuwo balak memiliki ukuran bentuk rumah sebesar 30 x 15 meter. Biasanya rumah berjenis ini difungsikan sebagai tempat hunian bagi para pemuka adat, sering juga bangunan rumah ini disebut sebagai “Balai Keratun”.
Rumah ini terbagi dalam beberapa area, antara lain:
a. Lawang Kuri
Lawang Kuri berfungsi seperti gapura, yaitu akses jalan masuk menuju ke halaman rumah.
b. Lapang Agung
Lapang Agung difungsikan sebagai area tempat khusus untuk berkumpulnya para wanita.
c. Kebik Temen
Selain disebut dengan kebik temen, tempat ini juga dikenal dengan sebutan “kebik kerumpu”. Fungsi dari tempat ini adalah sebagai kamar tidur anak terakhir di keluarga atau sebagai penyimbang bumi.
d. Kebik Rangek
Kebik rangek berfungsi untuk kamar tidur anak kedua atau sebagai anak penyimbang ratu.
e. Kebik Tengah
Kebik tengah berupa tempat kamar tidur anak ketiga, dikenal sebagai anak penyimbang batin.
3. Rumah Adat Lampung Nuwo Lunik
Sumber: tambahpinter.com
Nuwo lunik merupakan rumah yang diketahui sebagai rumah inti masyarakat Lampung di masa lampau. Berbeda dengan nuwo balak yang memiliki ukuran besar dan hanya ditempati oleh kepala suku atau tamu kehormatan adat saja.
Nuwo lunik memiliki ukuran yang tidak begitu besar, yang tidak dilengkapi teras dan memiliki bentuk atap yang menjulang ke atas seperti piramida.
Area dalam rumah tidak terlalu luas, yang menjadikan rumah ini hanya memiliki fasilitas beberapa kamar tidur dan dapur yang menyatu dengan rumah.
Walaupun begitu, ternyata rumah ini malahan yang paling sering digunakan masyarakat Lampung pada jaman dulu untuk dipakai tempat hunian.
4. Rumah Adat Lampung Lamban Pesagi
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id
Rumah adat lamban pesagi termasuk dalam rumah adat yang berusia ratusan tahun. Walau sudah berusia ratusan tahun, rumah ini masih bisa berdiri dengan kokoh. Bahkan bentuk asli dari rumah ini masih dipertahankan hingga sekarang.
Atap terbuat dari ijuk, dengan bahan utama berupa kayu yang berperan penting dalam pembangunan rumah adat ini. Rumah ini masuk dalam kategori jenis rumah adat panggung yang juga berasal dari daerah Lampung Barat.
Bagian bawah rumah adat lamban pesagi dilengkapi dengan sebuah lumbung yang berguna untuk menyimpan sebagian besar hasil panen yang didapat.
5. Rumah Adat Lampung Lamban Balak
Sumber: batinbudayapoerba.blogspot.com
Rumah ini mudah dijumpai ketika kita berada di daerah pemukiman suku Saibatin. Daerahnya sendiri berada di kawasan Pulau Tabuan, Kecamatan Cukuh Balak, tempat suku Saibatin (pesisir Lampung) berada.
Meski kini memasuki era modern dimana rumah adat sudah cukup ditinggalkan, berbeda dengan masyarakat suku Saibatin. Suku Saibatin akan tetap melestarikan nilai-nilai tradisional dengan membentuk rumah yang khas dengan suku Saibatin.
Dulu, rumah adat lamban balak dibuat dengan atap ijuk dengan lantai yang terbuat dari bambu atau papan. Kayu yang dipakai dalam pembangunan rumah ini merupakan kayu klutum, bekhatteh, dan belala.
C. Keunikan Rumah Adat Lampung
Rumah adat Lampung memiliki pondasi batu dengan bentuk persegi dan sangat berbeda dengan rumah biasa yang umumnya memiliki pondasi cakar ayam dan membutuhkan proses pembuatan yang lama.
Batu pondasi ini juga sering disebut sebagai alas batu dan memiliki 25 tiang penyangga dengan 20 tiang utama.
Rumah ini juga dilengkapi dengan pintu yang terbuat dari kayu yang dipotong dan dipadukan dengan engsel dan rangka besi yang digunakan untuk membuat tiang penopang ganda yang berukuran besar.
Tiang penopang ganda ini kemudian diberi pintu dan membutuhkan sedikit dorongan dari kedua tangan untuk membukanya agar lebih mudah.
Sama halnya dengan jendela yang didesain dengan desain yang sama, namun memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih mudah untuk dibuka. Kedatun sebagai istana adat yang kemudian akan diwariskan secara turun-temurun.
Kedatun Keagungan memiliki luas 17 x 12 meter dengan angka 12 melambangkan isi jiwa manusia dan 17 sebagai 17 Agustus dan 17 Ramadhan.
Demikian artikel pembahasan tentang jenis-jenis rumah tradisional Lampung di Indonesia. Ada berbagai rumah adat Lampung yang sebenarnya memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Dengan segala keunikan rumah adat tersebut. Yuk, cari tahu inspirasi menarik tentang rumah bernuansa etnik di landamedia.com
Leave a Reply