Rumah Adat Maluku

Sumber : adahobi.com

Rumah Adat Maluku – Salah satu keunggulan rumah adat ialah memiliki bentuk bangunan unik yang dapat menarik wisatawan lokal maupun wisatawan asing untuk datang berkunjung.

Rumah adat biasanya menggunakan bahan-bahan alami untuk pembangunannya, bahan-bahan tersebut antara lain kayu, batang bambu hingga daun-daun kering.

Namun meski rumah adat banyak menggunakan bahan alami, kekokohan rumah adat masih bisa dikatakan kuat. Pasalnya, banyak rumah adat yang masih berdiri kokoh meski usianya sudah puluhan tahun.

Disini kita akan membahas rumah adat yang berada di Maluku. Maluku merupakan sebuah provinsi yang berada di bagian Timur Indonesia. Di Maluku terdapat tiga rumah adat, yaitu rumah adat baileo, rumah adat sasadu, dan rumah adat hibualamo.

Penasaran dengan macam-macam model rumah adat Maluku? Yuk, simak ragam model rumah adat Maluku berikut ini!

A. Sejarah Rumah Adat Maluku

Rumah adat Maluku diperkirakan sudah ada sejak era kerajaan. Fakta ini dibuktikan dengan pernah dijadikannya rumah adat ini sebagai tempat tinggal seorang raja.

Salah satu rumah adat tersebut adalah rumah adat baileo. Rumah adat baileo memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tempat tinggal dan tempat bermusyawarah.

Bahkan waktu era penjajahan, rumah adat baileo sempat dijadikan sebagai tempat untuk menyusun taktik strategi perang.

B. Ragam Model Rumah Adat Maluku

Rumah adat Maluku berjumlah 3 jenis. Rumah itu antara lain rumah adat baileo, rumah adat sasadu, dan rumah adat hibualamo.

Bahkan ketiga rumah adat Maluku ini terdapat filosofi-filosofi yang cukup unik. Daripada Anda semakin penasaran, mending simak baik-baik penjelasan ketiga rumah adat Maluku dibawah ini.

1. Rumah Adat Maluku: Rumah Baileo

Sumber: rumah.com

Rumah adat Maluku pertama yang akan kita bahas adalah rumah adat baileo. Rumah adat baileo sering dijumpai karena banyak yang membangun dan menggunakan rumah ini sebagai tempat tinggalnya.

Alasan ini juga yang menjadikan rumah adat ini dianggap banyak orang sebagai perwakilan rumah adat dari Maluku. Rumah adat ini diperkirakan dibangun oleh suku Huaulu.

Suku yang berasal dari pulau Seram, Ambon dan merupakan penduduk asli pulau Seram itu sendiri. Jika kalian berkeinginan melihat secara langsung bentuk rumah adat baileo ini.

Kalian dapat mengunjungi daerah di kecamatan Saparua, Maluku Tengah. Daerah ini juga yang dijadikan sebagai tempat warisan budaya sekaligus menjadi identitas masyarakat Maluku.

-> Karakteristik Rumah Baileo

Rumah adat baileo memiliki bentuk yang memiliki kemiripan dengan bentuk rumah panggung. Di rumah adat baileo ini tidak terdapat dinding dan jendela. Pondasi rumah berbentuk persegi dengan material bangunan antara lain:

  • Kayu sebagai struktur utama dan paling banyak digunakan
  • Papan sebagai bahan dasar pembuatan lantai
  • Daun sagu atau daun rumbia digunakan sebagai atapnya

Sebelum kalian memasuki rumah, terdapat sebuah tangga yang berukuran 1,5 meter. Jika kalian melihat ke sekeliling rumah adat baileo. Kalian akan melihat bahwa terdapat banyak ukiran.

Ukiran yang dimaksud antara lain, ukiran ayam atau anjing yang berpasangan, bulan, bintang, dan matahari yang berwarna-warni. Ada juga keunikan lain yang dapat kalian temui, yaitu papan alas pijakan yang hanya disusun tanpa dipaku.

Sebagian dari kalian pasti berfikir bahwa lantai ini akan bersuara atau bisa saja bergeser. Padahal nyatanya tidak seperti itu, sebenarnya lantai di sini tidak dipaku karena telah menggunakan teknik kunci.

-> Filosofi Rumah Baileo

Apa kalian masih ingat tadi mengapa terdapat banyak ukiran di tiang rumah adat baileo. Ternyata ukiran-ukiran ini mengandung filosofi bahwa menjaga keutuhan dan kebersamaan antar masyarakat maluku adalah sebuah hal yang penting.

Rumah ini sendiri dibuat seperti rumah panggung karena dimaksudkan supaya nantinya arwah leluhur bisa lebih leluasa keluar masuk bangunan rumah adat baileo.

-> Kegunaan Rumah Baileo

Pada zaman dulu, rumah ini digunakan untuk tempat tinggal raja atau kepala desa. Hingga akhirnya kegunaan rumah ini semakin fleksibel.

Dari awalnya yang hanya digunakan untuk tempat tinggal beralih fungsi menjadi tempat tinggal dan tempat bermusyawarah.

Bahkan terkadang digunakan untuk tempat beribadah ketika masjid belum banyak didirikan. Di era penjajahan, rumah adat baileo sempat dijadikan sebagai tempat untuk menyusun taktik strategi perang.

2. Rumah Sasadu

Sumber: nyero.id

Rumah adat Maluku yang kedua adalah rumah adat sasadu. Rumah adat sasadu dipercaya dimiliki suku Sahu, suku yang mendiami Halmahera, Maluku Utara.

Konsep rumah adat sasadu memiliki kemiripan dengan rumah adat baileo. Karena di rumah adat sasadu tidak terdapat sebuah dinding dan jendela atau mengusung konsep terbuka.

Namun, jika kalian bedakan bentuk rumah adat antara baileo dan sasadu, perbedaannya akan terlihat dengan jelas. Karena rumah adat baileo masuk dalam jenis rumah panggung, sedangkan rumah adat sasadu tidak termasuk.

-> Karakteristik Rumah Sasadu

Rumah adat sasadu identik dengan bentuk atap rumah yang lebih besar ketika dibandingkan dengan bangunan di bawahnya. Bentuk dari rumah ini adalah limas persegi dengan sekelilingnya dipenuhi tempat dudukan berbentuk kayu.

Bahan yang digunakan sebagai material dasar pembangunan ialah batang pohon sagu. Batang pohon sagu berguna untuk dijadikan tiang-tiang penyangga. Sedangkan atap rumah memanfaatkan daun sagu yang sudah kering sebagai atapnya.

Rumah adat sasadu ini tidak menggunakan paku sebagai alat penguat bangunan. Melainkan menggunakan pasak kayu untuk memperkuat sambungan dan tali ijuk dari pengikat rangka atap.

Kebanyakan rumah adat menggunakan kayu sebagai sebagai lantainya. Namun, tidak untuk rumah adat sasadu, karena rumah adat ini sudah menggunakan semen yang dipadatkan sebagai pijakannya.

Rumah adat sasadu menggunakan semen sebagai pijakan dikarenakan semen pemeliharaannya jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan kayu.

-> Filosofi Rumah Sasadu

Mengapa rumah adat sasadu dibuat tanpa dinding dan jendela? Jadi, semua ini dimungkinkan untuk memberitahu ke masyarakat umum.

Bahwasannya masyarakat Maluku memiliki sifat yang terbuka, kestabilan masyarakatnya, dan kearifan lokal yang akan tetap dijaga. Terdapat filosofi yang terkandung pada bentuk atap rumah adat sasadu.

Atap rumah sasadu berbentuk seperti kapal terbalik karena banyak dari masyarakat Maluku yang merupakan keturunan seorang nelayan.

-> Kegunaan Rumah Sasadu

Nama rumah adat sasadu berasal dari dari kata ‘sasa-sela-lamo’ yang memiliki arti besar dan kata ‘tatadus-tadus’ yang memiliki arti berlindung.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa rumah ini berguna untuk tempat berlindung bagi masyarakat. Rumah ini sendiri diperuntukan untuk acara seperti ritual untuk keselamatan, syukuran, dan lain sebagainya.

Namun, ketika tidak acara yang berlangsung di rumah ini. Maka rumah adat ini dapat dialihfungsikan menjadi tempat pertemuan atau musyawarah masyarakat.

3. Rumah Hibualamo

Sumber: abdulromli.it.student.pens.ac.id

Rumah adat yang terakhir yang akan kita bahas adalah rumah adat hibualamo. Meski arsitektur bentuk bangunan rumah adat ini terlihat seperti rumah modern.

Namun, sebenarnya rumah adat ini diperkirakan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Rumah ini berbeda dengan dua rumah adat yang telah kita bahas sebelumnya.

Perbedaan antara rumah adat hibualamo dengan dua rumah adat Maluku sebelumnya yang paling terlihat berada di bagian dindingnya. Karena bentuk dinding rumah adat hibualamo membawa konsep bentuk dinding seperti rumah modern.

Rumah hibualamo berasal dari dua kata, yaitu ‘hibua’ yang memiliki arti rumah dan ‘lamo’ yang memiliki arti besar. Jadi ketika dua kata ini di gabungkan akan memiliki arti sebuah rumah yang besar.

-> Karakteristik Rumah Hibualamo

Walau rumah ini memiliki konsep bentuk dinding seperti rumah modern. Tetapi, atap yang digunakan oleh rumah ini masih terlihat sangat khas.

Bentuk atap rumah ini membawa konsep bentuk seperti sebuah perahu yang di balik. Keunikan lain rumah ini berada di warna yang dipakai.

Karena rumah adat yang satu ini mengharuskan pemilik rumah untuk memberi empat warna sekaligus pada bangunannya. Warna-warna yang dimaksud ini meliput warna kuning, hitam, putih, dan merah saja.

-> Filosofi Rumah Hibualamo

Bentuk atap rumah adat hibualamo yang menyerupai seperti bentuk perahu yang di balik ini mencerminkan kehidupan suku Tobelo yang sebagian besar menjadi pelaut dan nelayan.

Sedangkan pintu masuk yang digunakan ini berjumlah empat karena untuk menunjukkan simbol empat arah mata angin. Rumah adat hibualamo diharuskan memakai empat warna pada bangunannya bukan karena tanpa alasan.

Setiap warna yang dipakai ini terdapat sebuah arti. Seperti halnya warna merah merupakan kegigihan perjuangan, warna kuning merupakan kecerdasan dan kekayaan, warna hitam merupakan solidaritas, dan warna putih merupakan kesucian.

-> Kegunaan Rumah Hibualamo

Rumah adat Maluku ini difungsikan untuk tempat tinggal. Karena bentuk yang begitu besar, rumah ini dapat menampung satu keluarga lengkap ataupun keluarga besar.

Fungsi lain rumah adat hibualamo hampir sama dengan dengan rumah adat maluku yang kita bahas tadi. Yaitu sebagai tempat untuk melakukan musyawarah.

C. Keunikan Rumah Adat Maluku

Provinsi Maluku berbatasan langsung dengan Laut Seram di utara, Laut Arafura di selatan, Papua di timur, Samudera Hindia dan Sulawesi.

Maluku memiliki banyak keragaman budaya dan ciri khas yang menjadikannya sebagai provinsi yang terkenal akan kekayaan budayanya. Provinsi kota Ambon kemudian memiliki rumah adat yang terkenal akan fungsi dan keunikannya.

Rumah adat ini berbentuk seperti rumah panggung yang dibangun dengan kayu dan cukup unik karena dinding rumah adat Maluku ini terbuat dari batang pohon sagu yang disebut gaba-gaba.

Sedangkan atapnya terbuat dari ilalang yang sengaja dibuat cukup besar dan tinggi. Rumah baileo juga berfungsi sebagai tempat musyawarah antara tokoh adat dan masyarakat setempat.

Tidak hanya itu, rumah ini juga digunakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda keramat, serta tempat diadakannya upacara adat khusus yang disebut juga dengan Saniri Negeri.

Rumah adat Maluku sebagai representasi budaya Maluku dengan ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan rumah biasa dan juga bentuknya yang menyerupai rumah panggung.

Lantai yang tinggi di area rumah baileo kemudian berarti arwah leluhur memiliki derajat dan tempat yang lebih tinggi dari masyarakat setempat.

Tidak hanya itu, keunikan rumah ini juga terlihat dari banyaknya ukiran dan banyaknya ornamen yang menggambarkan dua ekor ayam yang saling berhadapan dan diapit oleh dua ekor anjing di kiri dan kanannya.

Ukiran ini sendiri memiliki makna kemakmuran dan kedamaian bagi penghuninya. Ukiran lainnya berupa ukiran bulan, ukiran bintang, dan ukiran matahari di bagian atap dengan diberi warna yaitu merah, kuning, dan hitam.

Keunikan lain dari Rumah Adat Maluku, antara lain:

Rumah adat Maluku sering digunakan sebagai aula. Rumah adat ini sering dijadikan sebagai tempat pertemuan masyarakat untuk berbagai keperluan, mulai dari upacara, musyawarah dan pertemuan adat.

Selain itu, bangunan ini juga sering digunakan sebagai tempat penyimpanan berbagai pusaka, benda bersejarah, dan benda keramat. Dengan kata lain, rumah ini bukanlah tempat tinggal biasa.


Kita dapat mengetahui bahwa rumah adat merupakan warisan budaya yang harus kita jaga. Agar penerus kita di masa depan juga dapat mengetahui bahwa di dalam bangsa kita terdapat warisan budaya yang benar-benar dapat kita banggakan.

Bagi Anda yang masih bingung, mungkin bisa merangkum pembahasan di atas. Tuliskan apa yang menurut Anda penting dan bermanfaat.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan mungkin juga bisa membantu anda jika mengalami kesulitan memahami sesuatu yang ada hubungannya dengan pembahasan artikel tadi.

Alief
Simple, Humble and Learner.