Rumah Adat Palembang – Rumah Limas merupakan rumah adat dari Palembang yang dimana material yang digunakan terbuat dari kayu.
Sesuai dengan namanya, rumah ini memiliki bentuk seperti limas dengan gaya bentuk seperti rumah panggung.
Rumah limas menggunakan pondasi yang terbuat dari kayu unglen, dipilihnya kayu unglen karena kayu tersebut memiliki struktur yang kuat dan keawetan yang tidak perlu ditanyakan lagi.
Penasaran dengan rumah limas? Yuk simak fakta menariknya berikut ini.
A. Filosofi Rumah Adat Palembang
Rumah adat limas memang menyimpan banyak filosofis yang harus kita ketahui dan setiap filosofi tersebut terdapat fungsinya yang berbeda-beda.
Setiap ruangan diatur menggunakan filosofi yang dimana setiap ruangannya diatur berdasarkan penghuni yang menempatinya.
Maksudnya adalah diatur menurut usia, jenis kelamin, bakat, pangkat, serta pengaruh mereka dalam keluarga maupun luar keluarga. Tingkatan filosofi-filosofi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pagar Tenggalung
Pagar Tenggalung merupakan sebuah ruangan dengan ukuran yang cukup luas dan besar tanpa dibatasi oleh dinding pemisah.
Ruangan ini berfungsi sebagai tempat penerimaan para tamu yang bertandang ke rumah ketika berlangsungnya acara adat.
Terdapat keunikan di ruangan Pagar Tenggalung ini, apabila ada orang luar yang melihat ke dalam ruangan, mereka tidak akan bisa melihat aktivitas yang berada di dalam ruangan.
Namun sebaliknya, orang yang berada di dalam ruangan dapat dengan leluasa melihat aktivitas yang terjadi di luar.
Ada juga keunikan lain yang harus Anda ketahui, ketika lawang kipas atau pintu dibuka, Anda akan melihat bentuk langit-langit yang indah.
2. Jogan
Jogan merupakan tempat yang digunakan untuk berkumpul dan hanya diperuntukkan untuk anggota keluarga yang berjenis kelamin laki-laki.
Jika kalian masuk lebih dalam ke dalam rumah, kalian akan menemukan ruangan Kekijing, ruangan ini bersifat pribadi jika dibandingkan dengan ruangan sebelumnya.
Memiliki ketinggian lantai lebih tinggi dari ruangan Jogan dan ruangan ini memiliki sekat sebagai pemisan antar ruangannya.
3. Kekijing
Selanjutnya merupakan ruang tingkat ketiga yang hanya diperuntukan untuk para tamu khusus undangan yang bertandang saat sedang berlangsung hajatan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjelaskan bahwa ketika di hari-hari biasa, ruangan kekijing difungsikan sebagai tempat tidur.
Ruang kekijing tidak hanya digunakan sebagai tempat tidur, tetapi juga dapat digunakan sebagai tempat menyimpan beberapa barang milik keluarga.
Apabila di dalam rumah tersebut terdapat anak gadis yang telah mencapai usia dewasa, maka ruangan yang digunakan akan disebut sebagai kamar anak gadis.
Ketika gadis yang tinggal di kamar itu menikah, kamar yang ditempati akan digunakan sebagai kamar pengantinnya. Pada saat upacara, ruang kekijing dapat berubah fungsi.
4. Kekijing Empat
Ruangan ini hanya diperbolehkan dimasuki oleh tamu yang memiliki ikatan saudara dengan pemilik keluarga.
Tamu yang diperbolehkan masuk kedalam ruangan ini akan sangat dihormati, karena orang tersebut masih termasuk dalam bagian keluarga tersebut.
5. Gegajah
Ruangan terakhir yang akan kita bahas ini memiliki sebutan yaitu ruangan Gegajah.
Ukuran ruangan ini benar-benar sangat luas, bahkan paling luas jika dibanding ruangan lain di dalam rumah limas ini. Ruang ini memiliki peran yang lebih istimewa dan lebih bersifat privasi.
Karena memang hanya seseorang yang memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam keluarga maupun masyarakat sekitar yang dapat memasuki ruangan ini.
Di dalam ruangan ini terdapat sebuah undukan lantai yang digunakan untuk bermusyawarah yang disebut Amben, dan sebuah kamar pengantin jika pemilik rumah mengadakan acara pernikahan.
B. Bahan Bangunan Rumah
Saat membangun rumah limas, jangan asal-asalan dalam memilih kayu. Karena tidak semua kayu bisa digunakan untuk membuat rumah.
Misalnya kayu seru, menurut kepercayaan masyarakat Palembang bahwa kayu seru tidak boleh diinjak atau dilangkahi.
Tapi masih bisa digunakan untuk kerangka rumah, yang mana intinya tidak boleh digunakan untuk bagian yang berada di bawah seperti halnya penyangga.
Kayu yang digunakan untuk dinding, lantai, jendela dan pintu rumah limas adalah dari jenis kayu tembesu, bentuk kayu ini terlihat kokoh dan kuat.
Pondasi rumah limas sendiri menggunakan kayu unglen. Alasan pondasi rumah ini menggunakan kayu unglen karena kayu ini memiliki tekstur yang kuat dan ketahanannya tidak perlu ditanyakan lagi.
Sehingga sangat cocok jika dijadikan sebagai pondasi rumah adat limas yang terkenal memiliki banyak ornamen unik.
C. Keunikan Rumah Adat
Terdapat beberapa keunikan yang terdapat di rumah adat limas. Pembahasan lebih rinci nya mengenai keunikan rumah adat Limas berada di bawah ini.
1. Bangunan Tanpa Paku
Bangunan rumah adat limas tidak menggunakan paku, melainkan hanya menggunakan pasak sebagai penguat. Berbeda dengan bangunan lain yang saat ini pada dasarnya menggunakan paku sebagai penguatnya.
Alasan mendasar mengapa rumah ini tidak menggunakan paku adalah karena supaya dapat dibongkar dengan lebih mudah jika pemilik rumah ingin berpindah tempat.
Rumah limas ini berasal dari Palembang, pertama kali dibangun pada tahun 1836 oleh Pangeran Syarif Abdurrahman Al-Habsyi.
2. Kolong Rumah
Di bawah rumah adat limas sendiri terdapat sebuah ruangan yang biasa disebut dengan sebutan kolong rumah oleh masyarakat Palembang.
Fungsi ruangan kolong rumah ini hampir sama dengan fungsi gudang, yaitu sebagai tempat menyimpan barang.
Jenis rumah yang memiliki kolong di bawahnya memang dari dulu sudah banyak digunakan oleh rumah-rumah di negeri barat dan Eropa.
Bukan hanya berfungsi sebagai penyimpanan barang, melainkan kolong rumah ini dapat digunakan sebagai tempat berlindung ketika terjadi bencana alam seperti Tornado.
Bahkan juga dapat digunakan sebagai tempat bersembunyi jika terjadi sesuatu di dalam rumah.
3. Menghadap Timur dan Barat
Rumah adat limas memang sengaja dibangun menghadap ke kedua arah, yaitu arah timur dan arah barat. Terdapat pula sebutan yang disematkan pada rumah yang menghadap arah timur dan arah barat ini.
Kedua sebutan tersebut yaitu, jika rumah limas yang kamu tempati menghadap ke arah timur maka akan disebut dengan Matoari Edop.
Rumah yang menghadap timur berarti matahari terbit yang diartikan sebagai awal dimulainya kehidupan manusia. Sedangkan untuk rumah yang menghadap ke arah barat akan disebut dengan Matoari Mati.
Untuk rumah yang menghadap barat ini mengartikan sebagai matahari terbenam yang bermakna sebagai akhir dari kehidupan manusia.
Maksudnya adalah berakhirnya aktivitas-aktivitas manusia saat itu dan akan digantikan dengan beristirahat.
4. Tiang Penyangga Tinggi
Konsep bentuk rumah adat limas memang masuk dalam kategori jenis rumah panggung.
Rumah ini memiliki tiang penyangga yang tertanam langsung ke dalam tanah dengan permukaan tiang yang terlihat di atas tanah memiliki panjang sekitar 1,5 meter sampai 2 meter.
Rumah limas menggunakan konsep rumah panggung dikarenakan agar air tidak mudah masuk ke rumah dan mengalir lewat bawah.
Hal ini dikarenakan banyaknya rumah adat limas ini yang di bangun berdekatan dengan rawa, bahkan sungai yang sewaktu-waktu bisa naik ketinggian airnya.
Tujuan dari rumah limas berstruktur panggung ini adalah agar air tidak mudah masuk ke rumah dan mengalir lewat bawah.
Hal tersebut dikarenakan banyak daerah di Sumatera Selatan yang terletak berdekatan dengan sungai dan rawa.
5. Ukiran Pada Rumah
Ukiran yang berada di sepanjang dinding kayu bangunan rumah adat limas ini menggambarkan tentang kedudukan dan garis keturunan di keluarga si pemilik rumah tersebut.
Bentuk ukiran yang sering ditemukan pada bangunan rumah limas ini sangat bervariasi, ada yang bermotif naga, guci, dan bahkan kulit kerang.
Lambang-lambang tersebut juga menunjukkan bahwa baru saja terjadi pembaruan pengaruh budaya Tiongkok.
D. Jenis Rumah Adat Suku Palembang
Terdapat tiga jenis rumah adat yang berasal dari Kota Palembang. Rumah-rumah tersebut meliputi rumah limas, rumas cara gudang dan rumah rakit.
1. Rumah Limas
Sumber: orami.co.id
Rumah limas merupakan sebuah rumah adat yang berasal dari Palembang. Konsep bangunan rumah ini mengikuti bentuk rumah panggung. Semua penjelasan mengenai rumah adat ini telah dijelaskan di atas.
2. Rumah Cara Gudang
Sumber: rimbakita.com
Rumah ini disebut sebagai rumah cara gudang karena bentuknya yang terlihat memanjang seperti halnya bentuk sebuah gudang.
Atap rumah cara gudang memiliki bentuk yang hampir sama dengan rumah limas, namun perbedaan yang paling mencolok adalah tidak adanya Kekijing di rumah cara gudang.
Rumah ini masuk dalam jenis rumah panggung, tinggi penyangga yang digunakan rumah cara gudang biasanya sekitar 2 meter dari permukaan tanah.
Bahan yang digunakan untuk membangun rumah cara gudang ini adalah kayu yang berkualitas, kayu-kayu tersebut adalah kayu unglen, tembesu, atau petanang.
Bagian rumah ini pun memiliki kemiripan dengan Rumah limas, yaitu terdapat pula bagian depan, bagian tengah dan bagian belakang yang memiliki fungsi yang hampir sama.
3. Rumah Rakit
Sumber: pariwisataindonesia.id
Rumah adat berikutnya merupakan rumah rakit, rumah ini sangat berbeda dengan dua rumah sebelumnya. Rakit ini tidak mudah tenggelam karena dibuat dengan cara menggabungkan balok kayu dan potongan bambu.
Pada bagian ujung-ujung rakit dipasangkan sebuah tiang-tiang yang akan diikatkan ke tonggak, supaya lebih kuat maka tonggak ini ditancapkan ke tebing di pinggir sungai.
Pada masa lalu saat belum dikenalnya paku, masyarakat Palembang ini menggunakan tali rotan sebagai pengait tiang ke tonggak.
Bagian atap rumah rakit ini pun terlihat berbeda, atap rumah rakit sering disebut dengan kajang yang terdiri dari 2 bidang.
-
Bagian Dalam Rumah Rakit
Rumah ini terbagi kedalam 2 ruangan dan 2 pintu, pintu utama adalah yang menghadap ke tepi sungai sekaligus pintu keluar masuk rumah, untuk pintu yang kedua biasanya menghadap ke arah tengah sungai.
Terdapat pula 2 buah jendela yang berada di rumah rakit ini, biasanya jendela tersebut diletakkan di bagian kiri dan kanan rumah.
Tetapi, ada pula beberapa pemilik yang membuat jendela yang diletakkan sejajar dengan pintu rumah.
Karena bangunan rumah ini berada di atas rakit, maka pada bagian depan pintu utama terdapat sebuah jembatan yang menghubungkan Rumah Rakit dengan daratan.
Untuk berkunjung ke rumah tetangga sekitar, biasanya mereka menggunakan perahu sebagai alat transportasinya.
Demikian pembahasan mengenai rumah adat Palembang yaitu rumah limas yang memiliki filosofi dan makna yang dalam tentang kehidupan.
Semoga artikel ini dapat meningkatkan kecintaan Anda terhadap budaya dan seni bangsa ini. Baca juga fakta menarik lainnya tentang rumah adat di Lahana Media.
Leave a Reply