SSeni Kriya – Salah satu keluarga seni rupa yang tentunya penting untuk Anda ketahui adalah seni kriya. Seni kriya sendiri merupakan sebuah karya yang diperoleh dengan mengandalkan keahlian tangan serta memanfaatkan fungsi dari berbagai media seni.
Asal muasal nama seni kriya adalah dari Bahasa Sansekerta, yaitu kata “krya” yang berarti mengerjakan. Dari kata tersebutlah yang kemudian berkembang menjadi karya, kriya, dan kerja.
Kurang lengkap rasanya jika Anda hanya membaca sampai disini saja. Maka saran terbaik kami untuk menambah wawasan Anda adalah dengan menyimak artikel dibawah ini.
Pengertian Seni Kriya

Secara spesifikasi seni kriya dapat diartikan sebagai salah satu wujud dari cabang seni rupa yang menghasilkan benda kerajinan (craft) dengan nilai seni yang tinggi serta membutuhkan keahlian tangan (craftsmanship) yang tinggi dalam pembuatannya.
Dari diterapkannya seni kriya inilah yang akhirnya menghasilkan sebuah benda seni seperti ukiran hias kayu / batu, berbagai hiasan meja, guci, mainan, topeng, kain songket, anyaman, serta contoh yang lainnya.
Sejarah Seni Kriya

Tidak dapat dipungkiri memang bahwasanya, keberadaan seni kriya sudah aktif semenjak zaman prasejarah dulu.
Hal ini semakin diperkuat dengan ditemukannya benda-benda yang berasal dari zaman Neolitikum atau zaman batu muda yang berwujud layaknya benda-benda seni kriya yang ada pada saat ini.
Di saat berlangsungnya zaman prasejarah dulu, umumnya benda-benda ini dibuat dengan menggunakan berbagai macam bahan seperti tanah liat, batu-batuan, juga logam yang kaya akan fungsi dan manfaat.
Dari beberapa fungsi benda-benda tersebut diantaranya adalah banyak digunakan sebagai alat untuk berburu, perabotan rumah tangga, serta perangkat untuk bertani.
Disebabkan oleh keterbatasan alat yang mumpuni untuk membuat sebuah karya seni kriya, orang-orang di zaman prasejarah serentak membuat dengan cara yang lebih sederhana, serta lebih mengutamakan aspek fungsional guna untuk menunjang berbagai kebutuhan fisik.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sejak adanya zaman prasejarah dulu memang sudah banyak mengerti hal-hal yang berhubungan dengan seni. Hal ini dapat dibaca dari ditemukannya tembikar dengan ragam hiasan serta simbol-simbol kehidupan spiritual yang dapat dipercaya.
Nah, berikut dibawah ini sangat penting untuk Anda ketahui mengenai perkembangan seni kriya yang sudah berkiprah sejak zaman prasejarah dulu:
- Seni Kriya Klasik
Tepatnya pada saat kerajaan Hindu-Budha masih memiliki peran penting, banyak masyarakat yang telah sukses menghasilkan karya seni kerajinan tangan.
Khusus teknik yang digunakan dari hasil karya seni tersebut berdasarkan dari pemikiran falsafah hidup agama Hindu, Budha, maupun islam sendiri.
Beberapa diantara contoh seni kriya di masa klasik yaitu; ukiran kayu, keris dan berupa senjata yang lain, wayang kulit, kerajinan topeng, pandai perak dan emas, dan lain sebagainya.
- Seni Kriya Tradisional Rakyat
Sudah pasti tentunya, karya seni tradisional seni kriya akan berhubungan erat dengan watak, adab, serta lingkungan yang berlangsung pada masa tersebut.
Oleh sebab itu, tak mengherankan memang jika tidak ada perbedaan yang spesifik mengenai jenis dan teknik pembuatan kriya yang ditentukan oleh bahan serta alat yang terdapat di sekitar tempat tinggal masyarakat tersebut.
- Seni Kriya Indonesia Baru
Awal mula diperjalankannya seni kriya di Indonesia yakni pada saat zaman kolonial, yang mana masyarakat Indonesia pada saat itu mengutamakan pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai rasional serta yang berhubungan erat dengan jasmaniah.
Hal tersebutlah yang mempelopori kesadaran masyarakat akan nilai-nilai tradisional semakin lama semakin pudar.
Nah, berkat ide-ide kreatif yang diperoleh melalui pemikiran sejumlah orang yang berusaha dengan keras untuk menggabungkan kriya seni tradisional dengan kriya baru dengan menggunakan berbagai macam properti dari industry.
Akan tetapi, kabar tidak baiknya adalah proses pembuatan seni ini pada akhirnya menjadikan para seniman tidak dapat mewariskan keahlian yang telah dimiliki kepada generasi selanjutnya.
Sementara seperti zaman modern pada saat ini, seni kriya lebih dominan berfungsi untuk dijadikan sebagai benda terapan, dekorasi, mainan, dan juga yang berupa hiasan.
Fungsi Seni Kriya

Diantara sebagian fungsi seni kriya adalah sebagai karya seni yang banyak digunakan menjadi sebuah hiasan atau dekorasi, barang mainan, serta sebagai benda terapan.
Berikut dibawah ini mengenai pembahasan lengkapnya yang dapat Anda simak:
#1. Sebagai Hiasan Dekorasi

Banyak barang yang dihasilkan melalui kerajinan tangan yang digunakan sebagai benda pajangan hiasan, maupun sebagai dekorasi ruangan saja.
Dalam konteks ini, ada hal yang paling diutamakan dari seni kriya yang berfokus pada segi fungsi estetikanya, sehingga akan menambah kesan indah pada suatu ruangan tertentu.
Sebagian contoh karya seni kriya yang paling banyak digunakan adalah dijadikan sebagai hiasan/dekorasi, adapun diantaranya adalah patung, hiasan dinding, cinderamata, hiasan ukir, tembikar, maupun yang lain sebagainya.
#2. Sebagai Benda Mainan

Bukan hanya banyak digunakan sebagai hiasan atau dekorasi semata, karya seni jenis ini pula banyak dimanfaatkan fungsinya sebagai alat permainan.
Kebanyakan dari jenis kriya yang seperti ini memiliki wujud yang terbilan sederhana, dan dengan bahan yang mudah didapatkan melalui lingkungan sekitar, serta ciri khas harga yang jauh lebih bisa dijangkau.
Contoh dari beberapa karya seni kriya yang berfungsi sebagai alat permainan diantaranya adalah congklak, kipas kertas, boneka, dan lain sebagainya.
#3. Sebagai Benda Terapan

Untuk jenis kriya yang banyak digunakan fungsinya sebagai benda terapan atau benda yang telah siap untuk dipakai adalah benda yang mengedepankan nilai fungsi daripada nilai estetika nya sendiri.
Pada dasarnya, seni kriya yang dijadikan sebagai benda terapan akan sangat nyaman saat digunakan tanpa menghilangkan unsur dan nilai estetikanya.
Jenis Jenis Seni Kriya

Jika membahas tentang bentuk-bentuk karya seni di Indonesia tentu tidak akan menemukan titik habisnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan seni kriya juga semakin pesat, disebabkan oleh perubahan zaman dan juga dengan tuntutan pasar yang semakin hari semakin ikut menuntut.
Akan tetapi, hingga saat ini pun ternyata masih banyak yang tetap mempertahankan keanekaragaman hiasan tradisionalnya walau sudah banyak dipengaruhi oleh adanya beberapa perubahan.
Setidaknya ada enam jenis seni kriya yang patut untuk Anda ketahui, berikut dibawah ini penjelasan selengkapnya.
1. Seni Kriya Kayu

Sesuai dengan namanya, sudah pasti jenis seni kriya yang pertama ini menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya.
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa kayu memang banyak dimanfaatkan perannya di dalam pembuatan berbagai benda kerajinan, misalnya wayang golek, furniture, ukir-ukiran, patung, hiasan, dan juga topeng.
2.Seni Kriya Tekstil

Tekstil merupakan sebuah kain yang terbuat dari kumpulan serat. Tekstil sendiri memiliki ruang lingkup yang cukup luas yang mencakup berbagai macam jenis kain.
Pembuatannya pun beragam, mulai dari cara ditenun, dipres, diikat, maupun dengan menggunakan teknik pembuatan kain yang lainnya.
Beberapa contoh diantaranya adalah karya kain batik dan karya kain tenun.
3. Seni Kriya Keramik

Akan berbeda lagi dengan seni kriya yang menggunakan keramik. Karena untuk jenis seni kriya keramik ini akan menggunakan tanah yang sudah melewati proses pembakaran sebagai bahan dasarnya.
Teknik yang biasanya paling umum digunakan adalah teknik slab (lempeng), putar (throwing), pilin, dan juga teknik cetak tuang.
4. Seni Kriya Logam

Meskipun tergolong ke dalam parlemen yang cukup keras, namun logam ternyata juga banyak dijadikan sebagai bahan utama dalam berbagai macam benda kerajinan.
Adapun pembuatan seni kriya yang menggunakan logam terdiri dari teknik cetak lilin (cire perdue) serta teknik bivalve.
5. Seni Kriya Kulit

Sama halnya dengan seni kriya kayu, sudah pasti tentunya jenis seni kriya ini menggunakan kulit sebagai bahan dasar dalam pembuatannya.
Pada umumnya, jenis kulit yang akan banyak digunakan dalam pembuatan seni kriya kulit adalah seperti kulit sapi, ular dan juga kerbau.
Dari kulit tersebutlah yang nantinya akan diolah melalui beberapa tahapan proses dengan mencampurkan adonan cairan atau zat tertentu.
Diantara beberapa contoh hasil karya seni kulit adalah alat musik rebana, tas, dompet, ikat pinggang, sepatu, dan berbagai macam lainnya.
6. Seni Kriya Batu

Sudah pasti tentunya jenis seni kriya yang terakhir ini menggunakan batu sebagai bahan dasarnya. Adapun jenis batu yang biasa digunakan adalah batu fosil, batu permata, batu akik, jasper, juga jenis-jenis batu yang lainnya.
Yang mana dari batu-batu tersebut tadi akan diolah dengan bentuk sedemikian rupa, hingga yang nampak adalah batu dengan penampilan yang sangat indah.
Nah, rampung sudah penjelasan kami mengenai seni kriya tadi. Satu kunci paling utama saat membuat sebuah karya seni adalah tingginya rasa sabar demi menghasilkan nilai estetikanya yang tinggi.
Tunggu apa lagi? Yuk segera terapkan ilmu yang sudah Anda dapatkan dari membaca artikel ini. Dan buktikan bahwa Anda bisa!
Semoga berhasil, terimakasih.
Leave a Reply