Upacara Adat betawi – Masyarakat Betawi memiliki cara tersendiri dalam menjaga tradisi dan upacara adatnya. Sebagian besar upacara adat Betawi didasarkan pada ajaran Islam.
Betawi sendiri merupakan suku yang mendiami wilayah DKI Jakarta dan sebagian provinsi Jawa Barat. Upacara adat Betawi dibagi menjadi dua jenis, yaitu yang menyangkut perjalanan hidup manusia.
Sedangkan yang satunya menyangkut pada kehidupan bermasyarakat atau lingkungan. Berbagai upacara adat Betawi akan kami jelaskan secara lengkap pada ulasan di bawah ini.
Macam-Macam Upacara Adat Betawi
Yuk, kita bahas macam-macam upacara adat di Betawi beserta penjelasannya sebagai berikut.
#1. Upacara Masa Kehamilan Atau Nujuh Bulanan

Rata-rata suku yang berada di Indonesia memiliki sebuah tradisi sebelum seorang ibu melahirkan bayinya, tidak terkecuali masyarakat Betawi.
Tujuan dari diadakannya upacara adat nujuh bulan adalah sebagai bentuk tanda rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh sang pencipta.
Pada acara yang berlangsung akan diadakan pembacaan doa kepada sang pencipta agar bayi terlahir dengan selamat.
Pelaksanaan acaranya sendiri berpatok pada perhitungan dari kalender bulan Arab yang mengutamakan angka 7 sebagai tanggal diadakannya acara.
Jadi disini terdapat tiga pilihan tanggal yang dapat digunakan untuk melangsungkan upacara adat nujuh bulan yaitu, tanggal 7,17, atau 27.
Banyak masyarakat yang berpartisipasi pada perhelatan acara ini. Karena biasanya pelaksanaan upacara nujuh bulan hanya dilakukan sekali oleh pihak keluarga yaitu pada kelahiran anak pertama.
#2. Upacara Perkawinan Atau Menikah

Tradisi yang dikenal dengan upacara perkawinan ini memang cukup unik dan menarik untuk sebagian orang.
Karena masyarakat Betawi hanya akan melakukan pernikahan atau perkawinan dengan seseorang yang masih memiliki hubungan keluarga.
Karena terdapat sebuah keyakinan bahwa jika pernikahan dilakukan dengan orang luar bisa menimbulkan sebuah malapetaka.
Pertama, para anak gadis akan diperkenalkan dengan para pemuda-pemudi. Kemudian akan diadakan acara lamaran yang dilakukan oleh pihak dari orang tua pemuda.
Pelaksanaan lamaran akan dilakukan jika sebelumnya sudah dirasa menemukan kecocokan antara keduanya.
Setelah kedua belah pihak menyetujui, maka akan ditentukan hari pernikahan serta biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan acara pernikahannya.
Pada hari setelah upacara pernikahan selesai, kedua mempelai ini akan balik terlebih dahulu kerumah orang tuanya masing-masing.
Baru ketika hari yang telah ditentukan tiba, kedua pengantin akan dipertemukan kembali dan hidup bersama.
#3. Upacara Kematian

Umumnya pelaksanaan upacara kematian di Betawi menggunakan ajaran yang disesuaikan dengan ajaran agama Islam. Prosesi pelaksanaan nya yaitu:
- Jenazah dimandikan terlebih dahulu untuk menghilangkan hadas yang masih melekat
- Setelah itu mayat akan di bungkus dengan kain kafan dan diteruskan dengan sholat jenazah
- Terakhir mayat dibawa ke pemakaman untuk dikebumikan
Setelah tahap di atas telah terselesaikan. Selanjutnya, pihak keluarga akan mempersiapkan acara tahlilan yang dilaksanakan pada malam hari pertama hingga hari ketujuh.
#.4 Upacara Melepas Perahu Baru

Tradisi melepaskan perahu diyakini sudah ada sejak zaman dahulu. Acara pelepasan perahu ini bertujuan untuk memohon doa kepada sang pencipta agar diberkati.
Intinya para nelayan memohon doa agar dijauhkan dari makhluk-makhluk jahat di laut dan selalu diberikan keselamatan saat berada di tengah laut.
#.5 Upacara Baritan atau Babarit

Pagelaran upacara baritan atau babarit merupakan sebuah upacara yang diadakan sebagai tanda rasa syukur kepada sang pencipta.
Karena telah diberikan limpahan rezeki, terutama pada hasil panen yang didapat oleh para petani.
#6. Upacara Waktu Bertani

Untuk pelaksanaan upacara bertanam sendiri dilakukan sebelum mulai bekerja di sawah.
Maksud dari upacara bertanam adalah sebagai permohonan kepada sang pencipta agar hasil panennya melimpah. Tidak hanya melimpah, tapi juga supaya padi dapat bermanfaat kedepannya.
#7. Upacara Sedekah Laut

Sebagian besar masyarakat Betawi yang tinggal di daerah pesisir mengadakan upacara ini.
Tujuan dari upacara ini adalah agar para nelayan tidak mendapat gangguan ketika mereka sedang berlayar di laut.
#8. Upacara Bikin Rume

Bikin Rume jika di bahasa Indonesiakan memiliki arti yaitu bikin rumah atau membuat sebuah rumah.
Upacara pembuatan rume berlangsung ketika seseorang akan membangun sebuah bangunan rumah baru.
Tujuan dari upacara ini adalah untuk menjauhkan bangunan rumah dari bahaya dan malapetaka, sebaliknya dapat membawa berkah bagi penghuninya.
Dalam acara ini juga akan ditentukan tata letak rumah sesuai dengan aturan adat yang berlaku di Betawi.
#9. Upacara Mangkeng

Tradisi ini juga dapat ditemukan pada beberapa daerah di Indonesia, khususnya Betawi.
Acara berlangsung dengan cara beberapa masyarakat berdoa kepada sang Maha Kuasa untuk meminta agar tidak turun hujan untuk sementara waktu.
Upacara seperti ini biasanya dilakukan karena di daerah tersebut akan diadakan suatu acara seperti hajatan, selamatan, dan lain sebagainya.
#10. Upacara Sunatan

Sunatan merupakan kewajiban bagi umat beragama Islam yang harus dilakukan. Untuk setiap anak laki-laki yang akan tumbuh dewasa, mereka diharuskan segera untuk disunat.
Di Betawi sendiri, acara sunatan dibagi menjadi 3 tahapan pelaksanaan, yaitu mengarak, menyunat, dan selamatan. Mengarak artinya anak laki-laki akan dibawa untuk berkeliling memutari kampung.
Biasanya mereka mengelilingi kampung dengan menunggang kuda atau beratas di atas tandu.
Dilaksanakan pada sore hari dan akan diiringi dengan gema sholawat yang suaranya berasal dari jajaran kelompok banjari.
Berjalannya acara ini memang sangat meriah, karena di belakang barisan banjari juga ada beberapa orang yang memakai baju pencak silat.
Setelah acara ini selesai, keesokan harinya anak akan melakukan proses sunatan.
Namun sebelum proses sunatan anak dianjurkan untuk dimandikan terlebih dahulu guna menghilangkan hadas yang masih menempel di tubuh anak.
Setelah semua acara tersebut selesai, acara selanjutnya adalah selamatan, yang merupakan penutup dari acara ini.
#11. Upacara Sero

Masyarakat yang mengikuti upacara sero adalah mereka yang ingin membuat sebuah alat yang bernama sero. Di Betawi sendiri, sero adalah sebuah alat untuk menangkap ikan.
Tujuan dari acara ini adalah agar masyarakat dimudahkan dalam menangkap ikan dan bisa mendapatkan hasil yang lebih banyak.
Itulah informasi tentang berbagai upacara adat Betawi yang sangat kental dengan ajaran Islam. Jika menurut Anda ulasan ini bermanfaat, jangan lupa untuk membagikannya ke teman-teman Anda.
Sebuah Kebudayaan dari suatu daerah akan selalu ada jika kita bisa menjaga dan melestarikannya.
Leave a Reply