Upacara Adat Jawa Timur – Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki upacara adat atau tradisi yang unik. Salah satunya adalah Jawa Timur yang merupakan salah satu provinsi di pulau Jawa.
Ada banyak upacara atau tradisi di Jawa Timur seperti ruwatan, sekaten, maudan dan kebo-keboan. Bahkan dalam setiap kelahiran dan kematian seseorang ada tradisi yang harus diikuti.
Penasaran seperti apa upacara adat yang ada di Jawa Timur? Daripada bikin penasaran, lebih baik simak ulasannya sebagai berikut.
A. Upacara Adat Jawa Timur Kematian
Terdapat sebuah acara adat di Jawa Timur yang mana akan berlangsung ketika ada seseorang yang meninggal dunia.
Tradisi kematian sendiri diperkirakan sudah ada sebelum Islam tersebar di pulau Jawa Timur. Setelah agama Islam telah tersebar pesat di pulau Jawa ternyata tradisi kematian ini tidak dihilangkan.
Melainkan para wali tersebut banyak melakukan akulturasi salah satunya yaitu tradisi kematian. Berikut merupakan beberapa tradisi yang diadakan ketika terdapat seorang yang meninggal dunia.
1. Tahlilan
Sumber: news.detik.com
Tahlilan merupakan suatu kegiatan yang berisi bacaan doa-doa yang ditujukan kepada seseorang yang telah meninggal.
Sebenarnya tradisi ini telah ada sejak agama Hindu-Budha berada di pulau Jawa dengan bacaan yang sesuai dengan agama mereka.
Namun, ketika Islam telah tersebar di pulau Jawa bacaan yang digunakan dalam tradisi ini diganti dengan cara Islami.
Tahlilan sendiri biasanya diadakan pada malam hari di hari ke-1, ke-3, ke-7, ke – 40, ke 100, dan juga ke – 1000.
Terdapat pula mendak kematian yang mana kegiatan tersebut diadakan pada hari dimana orang tersebut meninggal.
Perlu kalian ketahui bahwa tidak semua daerah di Jawa Timur melakukan tradisi ini, karena terkadang terdapat aliran yang berbeda pada daerah tertentu.
Terdapat beberapa istilah yang digunakan orang Jawa dalam penamaan tradisi kematian, yaitu:
a. Geblagan atau Surtanah
Geblagan merupakan sebuah perkumpulan masyarakat yang bertujuan untuk mendoakan orang yang telah meninggal.
Tradisi geblagan sendiri diadakan pada hari dimana orang tersebut meninggal.
b. Nelung Dina atau Hari Ke-3
Orang Jawa biasanya menyebut tradisi ini dengan “telung dino ne” yang dilakukan pada hari ke-3 setelah orang tersebut meninggal dunia.
Tradisi ini berlangsung dengan pembacaan doa yang tertuju pada orang yang meninggal dunia.
c. Mitung Dina atau Hari Ke-7
Kegiatannya berlangsung pada hari ke 7 setelah seseorang meninggal dunia dan berisi dengan pembacaan doa-doa berdasarkan agama Islam.
e. Nyatus Dina atau hari ke-100
Berlangsung pada hari ke-100 setelah seseorang meninggal dunia dan berisi dengan pembacaan doa-doa.
f. Mendak Sepisan
Berlangsung dengan pembacaan doa-doa dan diadakan ketika sudah 1 tahun seseorang meninggal dunia.
g. Mendak Pindo
Tradisi ini berlangsung dengan pembacaan doa-doa yang diadakan ketika sudah 1000-hari setelah kematian seseorang.
2. Munggahan
Munggahan merupakan sebuah tradisi adat yang berlangsung pada bulan Sya’ban dengan tujuan untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal.
B. Upacara Adat Jawa Timur Kelahiran
Terdapat sebuah tradisi yang cukup unik dari Jawa Timur, tradisi tersebut akan berlangsung ketika sebelum dan sesudah seorang ibu melahirkan.
Terdapat banyak proses yang harus dilakukan ketika terdapat seorang bayi yang baru lahir antara lain:
1. Tingkeban
Sumber: lucedale.co
Tingkeban merupakan sebuah tradisi yang sering diadakan di daerah Jawa Timur dan diadakan ketika bayi dalam kandungan telah berusia 7 bulan.
Bertujuan untuk menunjukan rasa syukur kepada sang maha kuasa atas nyawa yang telah diberikan ke bayi ketika dia masih berada dalam kandungan.
Juga bertujuan untuk meminta kepada sang maha kuasa untuk dilancarkan proses ketika waktu kelahiran tiba.
Acaranya sendiri berlangsung dengan cara selamatan dengan berkumpul bersama orang-orang terdekat.
Ada juga sebagian masyarakat melangsungkan tradisi ini dengan memandikan si ibu hamil dari air 7 sumur yang berbeda.
2. Babaran
Sumber: lockerproject.org
Babaran merupakan sebuah acara yang bertujuan untuk merespon kelahiran bayi yang sudah selamat.
3. Brokohan
Sumber: orami.co.id
Brokohan diadakan dengan cara mengundang warga setempat untuk tujuan ikut mensyukuri atas kedatangan bayi yang baru lahir tersebut.
4. Larung Ari-Ari
Sumber: travelingyuk.com
Upacara larung ari-ari berlangsung dengan cara memasukkan ari-ari dari jabang bayi ke dalam kendi.
Selanjutnya kendi akan di bungkus dengan kain putih atau mori, dan juga jarum, kemudian dimasukan ke dalam tanah didalam rumah atau depan rumah.
“Yang jelas penempatannya dari luring ari-ari ini tidak terlalu jauh dari keberadaan sang bayi”
5. Sepasaran
Sumber: jbbudaya.jogjabelajar.org
Sepasaran merupakan sebuah kegiatan tasyakuran atas nikmat yang telah diberikan momongan oleh sang maha kuasa. Biasanya kegiatan sepasaran berlangsung pada saat bayi sudah berusia 5 hari.
6. Sunatan
sumber: alif.id
Subatan yaitu sebuah tradisi asli dari Islam yang biasa juga disebut dengan dengan tradisi khitanan.
Berlangsung dengan cara memotong ujung kuncup pada kemaluan laki-laki. Biasanya tradisi ini akan berlangsung ketika anak sudah mulai memasuki usia remaja.
C. Upacara Adat Jawa Timur Tradisi atau Ritual
Sebuah tradisi di Jawa Timur memang sebagian besar telah ada sejak nenek moyang dan para sesepuh masih di hidup.
Setiap tradisi bahkan erat kaitannya dengan berbagai sejarah atau kejadian pada zaman dahulu. Dipercaya bahwa tradisi yang dilakukan bertujuan untuk menjauhkan mereka dari musibah dan marabahaya. Berikut merupakan tradisi dari Jawa Timur yang diperkirakan sudah ada sejak zaman dahulu.
1. Upacara Adat Jawa Timur Ruwatan
Sumber: rappler.com
Tradisi ruwatan sendiri diadakan untuk meminta sang pencipta agar dijauhkan dari dari nasib buruk atau kesialan yang dapat menimpa sewaktu-waktu.
Ada sebuah filosofi atau makna yang terkandung dalam tradisi ruwatan ini, yaitu mensucikan diri dari segala hal yang buruk atau tidak diinginkan.
2. Upacara Adat Jawa Timur Kebo-keboan
Sumber: goodnewsfromindonesia.id
Tradisi kebo-keboan diadakan setiap tahun sekali di daerah Banyuwangi. Awal mulanya tradisi kebo-keboan ini muncul karena terdapat sebuah musibah pagebluk.
Saat itu, muncul sebuah wabah penyakit juga berimbas pada tanaman yang banyak membuat para petani merugi. Bahkan wabah misterius ini membuat banyak masyarakat dari Banyuwangi meninggal dunia.
Ketika wabah ini masih mengganas, terdapat sesepuh yang bernama mbah Karti. Mbah Karti ini waktu itu melakukan semedi di sebuah bukit untuk mencari cara mengatasi wabah tersebut.
Ketika bersemedi ini mbah Karti mendapatkan sebuah wangsit atau mimpi yang mengharuskan dia untuk melakukan kebo-keboan dan juga mengagungkan Dewi Sri.
Singkat cerita upacara kebo-keboan pun diadakan hingga munculah sebuah keajaiban ketika acara ini masih berlangsung.
Yaitu banyak dari warga yang tiba-tiba sembuh dari penyakit dan hama yang menyerang tanaman juga tiba-tiba hilang entah kemana. Pada akhirnya pun tradisi adat ini berlangsung terus hingga sekarang di daerah Banyuwangi.
3. Upacara Adat Jawa Timur Sekaten
Sumber: tirto.id
Sekaten merupakan sebuah upacara yang diadakan oleh masyarakat muslim Jawa untuk memperingati bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
4. Upacara Adat Jawa Timur Muludan
Sumber: medcom.id
Muludan merupakan tradisi yang dilaksanakan pada tanggal 12 bulan Maulid yang hampir memiliki kemiripan dengan tradisi sekaten.
Perbedaan keduanya terletak pada tata cara memperingatinya dan juga tanggal berlangsung acara tersebut.
5. Upacara Adat Jawa Timur Labuh Sesaji
Sumber: tabloidsuksesinasional.com
Tradisi labuh sesaji merupakan tradisi yang diadakan setiap tahun pada bulan Ruwah, Jumat Pon di Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur.
Labuh sesaji merupakan acara bentuk rasa syukur masyarakat Magetan atas keberadaan telaga Sarangan.
Karena telaga Sarangan telah memberikan banyak kemakmuran bagi masyarakat Magetan, terutama yang berada di dekat telaga Sarangan.
6. Upacara Adat Jawa Timur Larung Sesaji
Sumber: tripjalanjalan.com
Tradisi larung sesaji diadakan karena sebagai bentuk rasa syukur para masyarakat yang berada di pesisir atas hasil dari tangkapan ikan selama mereka melaut.
Tradisi ini diadakan oleh masyarakat yang bertempat di pinggiran pesisir laut dengan cara pelaksanaanya yaitu menghanyutkan sesaji ke tengah laut.
Acara larung sesaji biasanya akan diadakan jika sudah memasuki tanggal 1 muharram atau satu suro.
7. Upacara Adat Jawa Timur Kasada
Sumber: merdeka.com
Selanjutnya adalah upacara adat kasada yang berasal dari suku Tengger dan merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Awal mula upacara adat kasada dilakukan adalah untuk memperingati pengorbanan seorang Raden Kusuma anak dari Jaka Seger dan Lara Anteng.
Dilaksanakan pada tanggal 14 – 16 bulan kasada atau ketika terjadinya bulan purnama setiap satu tahun sekali.
8. Upacara Adat Jawa Timur Unan-Unan
Sumber: news.okezone.com
Upacara adat unan-unan berasal dari suku Tengger yang berada di kaki gunung Bromo. Maksud diadakannya acara adalah untuk menjauhkan makhluk halus dan juga sebuah malapetaka dari pedesaan mereka.
9. Upacara Adat Jawa Timur Ruwah Desa
Sumber: lockerproject.org
Ruwah desa berlangsung sebelum datangnya bulan Ramadhan yang tepatnya terjadi pada bulan Ruwah.
Maksud dari tradisi ruwah adalah untuk mendoakan nenek moyang dan para sesepuh yang telah mendirikan atau Babad hingga terbentuk menjadi sebuah desa.
Tujuan lain dari tradisi ini ialah untuk meminta ke sang pencipta agar selalu diberi keselamatan dan ketentraman bagi penduduk desa.
10. Upacara Adat Jawa Timur Selikuran
Sumber: jatim.antaranews.com
Sebuah tradisi yang dilakukan pada malam hari yang tepat pada hari ke-21 bulan Ramadhan oleh umat beragama Islam.
Memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu seperti memperingati malam Nuzulul Qur’an atau turunnya Al-Quran, namun dengan cara yang berbeda.
11. Upacara Adat Jawa Timur Mudunan
Sumber: faktualnews.co
Mudunan atau lebaran juga bisa dikatakan sebagai hari raya umat Islam. Karena pelaksanaannya berlangsung pada Hari Raya Idul Fitri, tepatnya pada tanggal 1 Syawal.
Tujuan dari tradisi ini adalah untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Sebelum tradisi Mudunan berlangsung, biasanya banyak umat Islam yang datang ke makam atau yang biasa disebut dengan nyekar. Hal ini bertujuan untuk mendoakan kerabat mereka yang telah meninggal.
12. Upacara Adat Jawa Timur Kasodo
Sumber: kompas.com
Upacara adat kasodo merupakan upacara adat yang berasal dari suku tengger yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan purnama.
Tujuan dari upacara adat kasodo ini adalah agar hasil panen bisa melimpah dan memohon dijauhkan dari berbagai penyakit.
Berlangsung dengan cara melemparkan sesaji ke dalam kawah gunung bromo. Sedangkan masyarakat lain yang tidak ikut melempar sesaji akan berperan sebagai penangkap sesaji di tebing kawah.
13. Upacara Adat Jawa Timur Grebeg
Sumber: regional.kompas.com
Grebeg merupakan sebuah tradisi yang memiliki sifat seperti syukuran dengan tokoh utama dalam tradisi ini adalah seorang raja.
Tradisi grebeg sendiri berlangsung selama 3 hari, yaitu pada tanggal 12 Mulud, 1 Syawal, dan juga tanggal 10 bulan ke-12 Masehi.
Di Dalam acara terdapat sebuah sedekah dari hasil bumi yang dibentuk menyerupai bidang kerucut seperti gunung, yang akan diperebutkan oleh masyarakat.
14. Upacara Adat Jawa Timur Wetonan
Sumber: jatengonline.com
Wetonan adalah bahasa Jawa yang jika diubah ke dalam bahasa Indonesia berarti lahir atau kelahiran. Wetonan merupakan sebuah sebutan dari masyarakat Jawa terhadap hari kelahirannya.
Berbeda dengan ulang tahun, wetonan terjadi berdasarkan penanggalan Jawa. Tujuannya diadakannya tradisi wetonan adalah untuk meminta keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
15. Upacara Adat Jawa Timur Nakokake
Sumber: hipwee.com
Nakokake merupakan sebuah prosesi ketika sang laki-laki melamar seorang wanita, ketika pada tahap ini dia akan menanyakan atau nakokake ke orang tua wanita.
Pertanyaan yang dilontarkan sang pria adalah sebuah lamaran yang tujuannya untuk meminta restu kepada orang tua wanita.
Namun yang paling utama laki-laki tersebut akan bertanya apakah sang wanita sudah memiliki pasangan, pendamping atau masih single.
16. Upacara Adat Jawa Timur Peningsetan
Sumber: lockerproject.org
Tradisi peningsetan merupakan sebuah proses yang terjadi setelah sang pria mendapat restu dari orang tua wanita atau setelah nakokake.
Peningsetan berlangsung dengan cara pihak keluarga laki-laki dan wanita akan saling dipertemukan yang disertai dengan acara makan bersama. Ini penting dilakukan sebelum proses acara pernikahan dilakukan.
17. Upacara Adat Jawa Timur Selamatan Kenduri
Sumber: nusantaranews.co
Selamatan merupakan tradisi tradisional Jawa Timur yang sudah ada sejak lama dengan tujuan untuk mensyukuri apa yang diperoleh.
Acara selamatan dapat kita jumpai di berbagai daerah di Jawa Timur, karena tradisi ini erat kaitannya dengan berbagai hal suka maupun duka.
18. Upacara Adat Jawa Timur Ngurit
Sumber: restuemak.com
Tradisi ngurit biasanya diadakan saat tandur atau musim tanam padi mendekat. Banyak masyarakat Jawa yang berprofesi sebagai petani dimana mereka sering mengadakan acara ngurit.
Hal ini sebagai bentuk rasa syukur dan juga masyarakat yang mengikuti tradisi ngurit akan berdoa agar benih yang ditanam dapat tumbuh dengan baik.
19. Upacara Adat Jawa Timur Seblang
Sumber: merdeka.com
Tradisi seblang merupakan tradisi yang berasal dari suku Using Banyuwangi. Istilah kata seblang sendiri merupakan kepanjangan dari Sebele Ilang atau sial nya hilang.
Tujuan diadakan tradisi seblang adalah dalam rangka tolak balak agar aman, tenteram, dan juga berbagai kesialan hilang dari desa Suku Using. Acara seblang biasanya diadakan pada hari ke 7 setelah hari raya Idul Fitri.
Nah, cukup sekian pembahasan tentang Upacara Adat Jawa Timur yang patut untuk diketahui. Sebagai generasi muda tentunya kalian harus sangat mengenal upacara adat tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar tradisi yang cukup unik ini dapat selalu eksis dan tidak hilang seiring berjalannya waktu. Jika Anda merasa ulasan ini bermanfaat, Anda dapat membagikannya dengan teman-teman Anda.
Leave a Reply