Upacara Adat Papua – Papua merupakan salah satu provinsi dengan wilayah yang luas dan terletak di bagian timur negara Indonesia.
Tidak hanya memiliki kekayaan alam yang melimpah, Papua juga memiliki beragam upacara adat dan tradisi unik yang dimilikinya.
Upacara adat yang dimiliki Papua tentunya memiliki filosofi, bentuk dan nilai budaya yang berbeda dengan upacara adat di daerah lain.
Nah, bagi Anda yang penasaran dengan pelaksanaan berbagai upacara adat di Papua. Anda bisa membaca ulasan berbagai upacara adat di Papua beserta cara pelaksanaannya, berikut penjelasannya.
Macam-Macam Upacara Adat Papua
Budaya di Papua memang unik dan menarik untuk diketahui. Dapat kita ketahui bahwa Papua memang memiliki cukup banyak upacara adat.
Papua sendiri merupakan daerah dengan keberagaman suku pada tiap-tiap daerah, misalnya suku Biak dan suku Asmat.
Setiap suku tentunya memiliki cara pelaksanaan upacara adat yang berbeda-beda, berikut rangkumannya.
#1. Upacara Adat Papua Bakar Batu

Bakar batu merupakan ritual memasak dengan metode unik yang dilakukan oleh masyarakat Papua.
Upacara adat ini merupakan ritual yang diwariskan secara turun temurun dan termasuk dalam jajaran ritual penting yang harus dilaksanakan.
Ritual unik ini bisa Anda temukan di Lembah Baliem yang merupakan kawasan tempat tinggal suku Dani.
Makna dari pelaksanaan ritual adat ini adalah sebagai simbol solidaritas antar sesama manusia dan sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta.
Pelaksanaan ritual ini diawali dengan membuat sebuah lubang pada bidang tanah datar terlebih dahulu. Setelah siap, lubang akan dilapisi rumput dan diisi dengan batu merah yang sebelumnya telah dipanaskan.
Selanjutnya adalah peletakan berbagai jenis umbi-umbian, sayuran, dan daging di atas lubang yang telah disiapkan tadi.
Untuk waktu yang dibutuhkan dalam proses memasak ini biasanya bisa sampai memakan waktu sekitar 1-2 jam.
Setelah umbi-umbian, sayur-sayuran, dan daging matang, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah membagikan makanan tersebut kepada seluruh penduduk desa.
#2. Upacara Adat Papua Tanam Sasi

Upacara tanam sasi merupakan sebuah upacara adat yang ada kaitannya dengan kematian seseorang. Media utama yang sering digunakan dalam pelaksanaan upacara adat tanam sasi adalah kayu.
Kalian dapat menjumpai upacara adat tanam sasi di wilayah Papua Barat atau lebih tepatnya di Kabupaten Merauke.
Sebagian besar suku yang bertempat tinggal di sana adalah suku Marind atau Marind-Anim yang juga merupakan suku yang sering mengadakan upacara adat ini.
Terdapat sebuah kepercayaan di Papua, masyarakat Papua meyakini bahwa ada sebuah makna yang terkandung pada kayu sasi ini, beberapa orang pun berpendapat bahwa:
- Ukiran pada kayu sasi melambangkan kehadiran roh para leluhur
- Perasaan yang campur aduk antara sedih dan bahagia
- Simbol kepercayaan terhadap keberadaan makhluk hidup lain
- Melambangkan sebuah keindahan dan karya seni
Upacara adat sasi dilakukan dengan cara menanam pohon sasi pada hari ke-40 setelah seseorang meninggal dunia.
Pohon sasi baru boleh dicabut bila sudah memasuki 1000 hari setelah penanaman pohon dilakukan.
Berjalannya upacara adat tanam sasi biasanya akan diiringi dengan suara dari bunyi alat musik Tifa dan juga diselingi oleh tarian tradisional Gatsi.
#3. Upacara Adat Papua Tindik Telinga

Masyarakat Papua juga sering menyebut upacara adat tindik telinga dengan sebutan “Ero Era Tu Ura”.
Pelaksanaannya adalah dengan cara menusuk telinga anak perempuan yang telah berusia 3 sampai 5 tahun dan dipimpin oleh Aebe Siewi atau seorang dukun.
Upacara adat ini akan dihadiri oleh beberapa kerabat dan tetangga di sekitar rumah. Saat anak ditindik, dia akan dilingkari oleh anak-anak lain yang diundang ke acara tersebut.
Tujuan diadakannya adat ini adalah untuk melindungi telinga anak, karena telinga merupakan bagian dari organ tubuh dengan fungsi yang sangat penting.
Orang tua juga berharap setelah upacara adat ini dilaksanakan anak-anak selalu mendengarkan suara yang bersifat baik-baik saja.
#4. Upacara Adat Papua Wor

Merupakan sebuah upacara adat tradisional yang mana sering diadakan oleh suku Biak. Suku Biak diperkirakan merupakan suku terbesar dengan jumlah penduduk yang cukup banyak di Papua.
Upacara adat Wor dilaksanakan ketika ada peristiwa penting seperti kelahiran, perkawinan, kematian dan peristiwa penting lainnya.
Dalam pelaksanaannya, upacara adat akan diiringi dengan nyanyian dan tarian yang dibawakan oleh masyarakat Biak.
Akan ada juga suara dari alat musik Tifa yang berbunyi hingga upacara adat berakhir. Upacara adat memiliki tujuan untuk mempererat hubungan antara manusia dengan penciptanya.
Banyak yang beranggapan bahwa upacara adat wor merupakan sebuah upacara sakral dengan nilai-nilai budaya yang terkandung didalamnya.
#5. Upacara Adat Papua Ararem

Suku Biak merupakan salah satu suku dari Papua yang masih mengadakan upacara adat ararem ini. Pelaksanaan upacara adat ararem adalah ketika seseorang mengadakan sebuah acara pernikahan.
Upacara ararem berlangsung dengan cara pengantin pria menyerahkan mahar yang telah disiapkan ke rumah calon tunangannya.
Mahar pernikahan sendiri biasanya berupa barang-barang seperti guci, piring tradisional, dan lain-lain.
Pengantin pria akan mengirimkan mahar dengan berjalan kaki bersama rombongan keluarga dan akan diiringi dengan nyanyian serta tarian.
#6. Upacara Adat Kematian Suku Asmat

Bukan hanya suku Biak, ternyata suku Asmat juga termasuk dalam suku terbesar yang berada di Papua.
Seperti halnya suku-suku dari daerah lain, suku Asmat juga memiliki sebuah upacara adat yang biasa diadakan.
Upacara adat yang masih sering berlangsung hingga sekarang adalah upacara adat kematian suku Asmat. Ketika terdapat seseorang yang meninggal lantas jenazahnya tidak akan dikuburkan.
Melainkan suku Asmat akan meletakkan jenazah di atas para atau sebuah anyaman bambu hingga mayat membusuk
Setelah mayat sudah berganti menjadi tulang, mereka akan membawa tulang tersebut dan menyimpannya di atas pokok-pokok kayu atau batang kayu.
Khusus untuk tengkorak, tengkorak akan diambil salah satu dari anggota keluarga yang kemudian digunakan untuk bantalan ketika tidur.
Masyarakat suku Asmat percaya hal itu merupakan bentuk kasih sayang kepada seseorang yang telah meninggal dunia.
#7. Upacara Nasu Palek

Peristiwa kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dan setiap manusia pasti akan mengalaminya.
Nah, terdapat sebuah ritual yang bernama nasu palek yang mana pelaksanaannya adalah dengan cara potong daun telinga.
Maksud dari diadakannya upacara adat nasu palek yaitu sebagai rasa berduka atas meninggalnya salah satu anggota keluarga.
Suku yang biasanya sering melangsungkan tradisi ini adalah suku Dani. Suku Dani pun percaya bahwa setiap potongan telinga merupakan bentuk penghormatan terakhir pada mereka yang telah meninggal dunia.
#8. Upacara Snap Mor

Selanjutnya merupakan budaya asli upacara adat yang berasal dari suku Biak. Pelaksanaanya yaitu dengan cara menangkap ikan secara bersama-sama dipinggir laut ketika air sedang surut.
Tradisi snap mor merupakan sebuah agenda tahunan yang sering diadakan oleh suku Biak. Kalian dapat menjumpai tradisi snap mor ini pada penghujung bulan Juli hingga Agustus.
Tradisi ini bermaksud untuk memberi tahu bahwa suku Biak memiliki pengetahuan mengenai kapan waktu yang cocok untuk mendapatkan ikan.
Tidak hanya itu, tradisi ini juga mengandung sebuah nilai solidaritas dan sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta.
#9. Upacara Iki Palek

Iki palek merupakan tradisi yang cukup terkenal di Papua yang berasal dari suku Dani. Suku Dani beranggapan bahwa menangis ketika kehilangan salah satu anggota keluarga bukanlah hal yang tepat.
Namun, Suku Dani akan menunjukkan rasa kesedihan mereka dengan cara memotong sebagian jari mereka.
Jari yang terpotong dianggap dapat mewakili perasaan mereka ketika sedih kehilangan seorang anggota keluarga.
Terdapat sebuah filosofi pada tradisi iki palek yaitu, kehilangan seseorang yang mereka sayangi sama saja dengan mereka kehilangan sebagian kekuatan.
Suku Dani sendiri akan menggunakan kapak atau pisau untuk memotong jari mereka.
#10. Upacara Adat Papua Kiuturu Wondawa

Terdapat nama lain dari upacara adat kiuturu wondawa yaitu “kakarukrorbun“. Kiuturu wondawa adalah upacara adat potong rambut pertama pada sang anak ketika sudah memasuki usia 5 tahun.
Upacara adat kiuturu wondawa merupakan salah satu upacara adat penting yang biasa dilakukan para orang tua pada anak mereka.
Papua sendiri memiliki berbagai ritual yang khusus ditujukan pada sang anak dan menjadi tradisi turun temurun sejak dulu.
Demikianlah pembahasan mengenai berbagai upacara adat di Papua. Semoga artikel diatas dapat menambah wawasan anda dan jika artikel ini bermanfaat.
Pengetahuan Anda semakin bertambah merupakan tujuan utama artikel ini dibuat. Jangan lupa juga untuk membagikan artikel ini ke akun media sosial Anda, ya sobat..
Leave a Reply