Upacara Adat Riau

Upacara Adat Riau – Budaya di Indonesia sangat beragam, karena hampir setiap daerah memiliki budaya adatnya masing-masing.

Keanekaragaman bentuk budaya tersebut disebabkan karena Indonesia merupakan negara dengan sejumlah suku dengan karakteristik yang berbeda-beda.

Salah satu budaya yang menarik dan unik di Indonesia adalah upacara adat. Nah, kebetulan disini kita juga akan membahas tentang upacara adat yang berasal dari provinsi Riau.

Upacara adat yang dilakukan di provinsi Riau memang sebagian besar didasarkan pada keyakinan yang dianut.

Tentunya setiap upacara adat yang ada di Provinsi Riau memiliki makna dan tujuannya masing-masing, berikut penjelasannya.

Beraneka Ragam Upacara Adat Riau

Beraneka-Ragam-Upacara-Adat-Riau

Riau merupakan sebuah provinsi dengan memiliki beragam upacara adat, penjelasan berbagai upacara adat Riau ini akan kita bahas dalam ulasan dibawah ini.

1. Upacara Adat Tepung Tawar

                                                                               Sumber Image / 1001indonesia.net

Tradisi Tepung Tawar merupakan salah satu upacara adat penting di Provinsi Riau. Tradisi adat ini merupakan simbol untuk mendoakan seseorang karena keberhasilannya.

Upacara Tepung Tawar dilakukan oleh suku Melayu di Provinsi Riau. Upacara ini dianggap sebagai simbol kekuatan dan masyarakat akan berdoa kepada Allah SWT untuk dihindarkan dari segala mara bahaya.

2. Upacara Adat Menyemah Laut

                                                                                          Sumber Image / www.riauonline.co.id

Laut merupakan hamparan air luas dengan sumber daya alam yang tersimpan didalamnya yang mana kita harus pintar dalam memanfaatkannya.

Tidak lupa juga kita harus melestarikan laut agar tidak dirusak begitu oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.

Setiap suku di Riau memiliki cara tersendiri untuk melestarikan laut ini. Dalam hal ini, masyarakat akan melakukan sebuah kegiatan dengan melakukan suatu hal yang disebut dengan upacara menyemah laut.

Menyemah laut yaitu tradisi melestarikan laut beserta isinya, agar dapat membawa manfaat bagi semua makhluk di bumi terutama untuk manusia.

Salah satu manfaatnya adalah hasil laut berupa ikan yang bisa dimakan dan dijual di pasaran.

Umumnya upacara ini dilakukan oleh orang-orang yang tinggal di sekitar pinggiran laut dan mereka yang menjalankan bisnis atau mencari nafkah dari laut seperti menjadi nelayan.

3. Upacara Adat Balimau Kasai

                                                                 Sumber Image / cdn0-production-images-kly.akamaized.net

Tradisi Balimau Kasai merupakan upacara adat yang khas bagi masyarakat Kampar di Provinsi Riau. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Acara ini akan digelar ketika sehari sebelum masuknya bulan Ramadhan. Tradisi adat ini digelar bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur dan sukacita masyarakat karena telah memasuki bulan puasa.

Selain itu, tradisi ini juga dipercaya merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau artinya mandi, sedangkan untuk Limau artinya jeruk nipis.

Jadi yang dimaksud dari tradisi adat Balimau Kasai yaitu mandi menggunakan air bersih dengan dicampur oleh limau atau jeruk nipis.

4. Upacara Adat Merisik

                                                                                 Sumber Image / www.suluhriau.com

Merisik merupakan sebuah upacara adat dari Riau yang masih masuk dalam prosesi jalannya acara perkawinan.

Kegiatan ini merupakan langkah awal yang dilakukan dalam proses merisik dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan dari calon pengantin.

Dasar dari tradisi ini adalah karena pada zaman dahulu pergaulan laki-laki dan perempuan dibatasi oleh adat-istiadat sosial budaya, berbeda dengan zaman sekarang yang terlalu terbuka dan nyaris tanpa batas.

Jadi, jika seorang pemuda merasa tertarik dengan seorang gadis, dia akan memberi tahu orang tuanya dan menyerahkan segala sesuatunya kepada mereka.

Dalam pelaksanaan upacara adat ini, merisik dapat dilakukan oleh orang tua dari pihak laki-laki atau dengan mengirimkan orang yang dipercaya sebagai utusan untuk mencari informasi tentang calon istri.

Informasi yang dicari ini berkaitan dengan latar belakang, kemampuan mengurus rumah tangga, kesucian, kepribadian, serta seperti apa hubungannya dengan orang tua, tetangga, dan masyarakat.

Tujuan dari tradisi ini adalah untuk menanyakan apakah gadis itu telah melamar seseorang atau memiliki janji kepada orang lain. Jika demikian, maka kedatangan pihak laki-laki dianggap hanya untuk bersilaturahmi.

5. Upacara Adat Meminang

                                                                              Sumber Image / www.ranahriau.com

Upacara adat selanjutnya dari daerah Riau yaitu upacara adat yang mana dikenal dengan sebutan Meminang. Setelah diketahui bahwa gadis tersebut belum memiliki ikatan dengan pria lain.

Sedangkan setelah itu disepakati bahwa orang tua dari sang gadis bersedia untuk menjodohkan anaknya dengan gadis tersebut, maka dilakukanlah ke tahap selanjutnya yaitu meminang.

Kemudian pihak laki-laki akan menginformasikan kedatangan utusannya untuk membuat lamaran. Untuk pihak sang gadis sendiri hanya akan bertugas untuk menunggu utusan dari sang pria datang.

Pada tahap ini pihak sang gadis juga akan melakukan beberapa persiapan seperti tepak sirih sebagai tanda hati yang tulus menunggu dan berharap negosiasi akan berjalan lancar.

Dalam tradisi Meminang ini, utusan terdiri dari beberapa sesepuh dan juru bicara untuk menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya yang dijawab oleh pihak perempuan.

Jawabannya bisa langsung diberikan pada saat melamar namun terkadang pihak wanita meminta beberapa hari untuk menjawab karena ingin mencapai kesepakatan dengan pihak keluarga terlebih dahulu.

6. Upacara Adat Mengantar Tanda

                                                                                       Sumber Image / 4.bp.blogspot.com

Setelah Merisik dan Meminang, jika prosesnya berjalan dengan lancar maka akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu mengantar tanda.

Tahap ini disebut dengan mengantar tanda, yaitu ikatan janji yang diucapkan antara keduanya yaitu mempelai pria dan wanita.

Diketahui bahwa tanda adalah sebuah syarat penting yang berbentuk sebuah kesepakatan untuk menerima pinangan dan berfungsi sebagai pengikat bagi kedua belah pihak.

Kemudian kedua pihak berdiskusi untuk menentukan waktu dari pelaksanaan pernikahannya.

Dalam acara antar tanda, pihak mempelai laki-laki akan membawa sebuah cincin emas belah yang terbuat dari rotan dengan ukuran sesuai tingkat sosialnya.

Setelah prosesi antar tanda selesai, maka prosesi selanjutnya adalah mengantar belanja.

7. Upacara Adat Mengantar Belanja

                                                                                    Sumber Image / 2.bp.blogspot.com

Selanjutnya merupakan prosesi antar belanja yang intinya yaitu dari pihak pria akan mendatangkan seorang utusan yang bertugas untuk menyerahkan uang belanja.

Tujuannya adalah untuk membantu meringankan biaya yang dibutuhkan mempelai wanita dalam melaksanakan akad nikah yang mana besar biayanya disesuaikan dengan kemampuan kedua mempelai.

Uang ini merupakan uang yang diberikan secara ikhlas oleh pihak mempelai laki-laki dan diterima secara sukarela oleh pihak perempuan, sehingga tidak dibenarkan oleh laki-laki untuk mengingatnya di kemudian hari.

Pada umumnya dalam prosesi antar belanja, selain pemberian uang, juga disediakan bahan-bahan pengiring lainnya.

Barang yang dimaskud disini yaitu barang-barang yang dibutuhkan oleh calon pengantin yang juga disesuaikan dengan kemampuan pihak laki-laki.

Barang-barang tersebut antara lain: pakaian kebaya yang terbuat dari kain tenun atau bahan lainnya, seperangkat alat sholat, tas, sandal, sepatu, handuk, selimut, pakaian dalam, perlengkapan mandi dan hiasan, serta disertai dengan bunga rampai.

8. Upacara Adat Menggantung (Hari Menggantung)

                                                                            Sumber Image / pdbifiles.nos.jkt-1.neo.id

Tradisi ini menjadi pertanda bahwa pelaksanaan akad nikah akan segera dilakukan. Dalam proses ini, Mak Andam mendekorasi rumah dengan memasang gerai pelaminan di rumah mempelai wanita.

Berbagai tempat akan dihiasi dan dipasang sebuah hiasan untuk memperindah bentuk dari tampilannya, baik kamar pengantin, kamar, kamar tamu, dan tempat lainnya.

Dalam budaya Melayu, biasanya warna kuning menjadi sebuah warna yang akan mendominasi.

9. Upacara Adat Berinai Curi

                                                                           Sumber Image / assets.promediateknologi.com

Kegiatan Berinai Curi dilakukan pada malam hari untuk kedua calon pengantin yang akan melangsungkan akad pernikahan.

Pelaksanaannya yaitu dilakukan sehari atau dua hari sebelum acara pernikahan digelar dan disiapkan oleh Mak Andam.

Disebut henna curian karena perlengkapan henna untuk mempelai pria diambil secara sembunyi-sembunyi atau dicuri dari rumah mempelai wanita pada malam hari.

Berinai curi memiliki berbagai arti, seperti untuk mengusir kejahatan, melindungi pengantin wanita dari segala kejahatan dan membuat wajah dari pengantin wanita lebih bercahaya dan berseri-seri.

Pada dasarnya penggunaan henna di tangan dan di kuku yang berwarna merah ini bertujuan sebagai penolak bala agar pengantin terhindar dari gangguan makhluk halus.

Henna diletakkan di tangan sebagai pelindung diri, sedangkan di kaki sebagai tanda tidak bisa berjalan jauh. Untuk pemakaian di sekitar telapak tangan dan telapak kaki bertujuan agar pengantin wanita lebih menarik.

10. Upacara Adat Berandam

                                                                            Sumber Image / warisanbudaya.kemdikbud.go.id

Upacara Adat Riau Berandam adalah kegiatan mencukur bulu roma pada wajah sekaligus membersihkan wajah, membentuk alis, serta anak rambut pada wajah dan leher belakang akan dibersihkan.

Makna dalam upacara Berandam ini tidak lain adalah untuk pembentukan kecantikan lahiriah sebagai perwujudan kecantikan batiniahnya.

Sekaligus sebagai lambang persiapan diri calon mempelai wanita untuk menjadi wanita sempurna lahir batin, dan siap menjadi wanita sejati ibu rumah tangga.

Tradisi ini dilakukan pada pagi hari setelah pencurian pacar terhadap pengantin wanita yang dilakukan di rumah pengantin wanita dan dihadiri oleh seluruh keluarga dekat dan dipimpin oleh Mak Andam.

Dilakukan pada pagi hari dengan maksud mengambil sinar dari matahari pagi dapat membuat wajah pengantin bisa selalu terlihat berseri dan cerah seperti matahari pagi.

11. Upacara Adat Belian

                                                                              Sumber Image / d18nu206jtfjv5.cloudfront.net

Belian merupakan upacara yang bertujuan untuk menolak bala yang dilakukan oleh suku Petalangan di Riau. Upacara ini diadakan pada malam hari dan biasanya dilakukan di dalam sebuah rumah adat.

Rumah adat yang digunakan merupakan bangunan dengan ukuran yang cukup besar, sehingga dapat menampung banyak orang yang hadir pada upacara ini.

Belian dilakukan untuk mengobati orang sakit, membantu orang sakit, melawan wabah penyakit, dan mengobati luka akibat serangan dari binatang buas.

Pengobatan ini dilakukan oleh kemantan atau dukun dengan melantunkan mantra untuk memanggil roh. Kata belian sendiri berasal dari kata bolian yang memiliki arti yaitu persembahan.

12. Upacara Adat Badewo

Upacara Bedewo merupakan pengobatan tradisional yang berasal dari Riau yang juga dapat digunakan untuk mencari benda yang hilang.

Benda yang hilang bisa merupakan milik kita sendiri atau milik orang bersama. Benda yang akan dicari ini biasanya merupakan benda yang memiliki nilai yang cukup berarti bagi sang pemilik benda tersebut.

Tidak selamanya benda yang dicari melalui upacara Badewo dapat langsung ditemukan. Namun warga sekitar masih percaya cara ini efektif untuk menemukan barang hilang.

13. Upacara Adat Menetau Tanah

                                                                        Sumber Image / pdbifiles.nos.jkt-1.neo.id

Tanah Mentau adalah upacara yang diadakan saat membuka lahan untuk pertanian atau membangun sebuah bangunan.

Tujuan utama dari upacara ini adalah untuk meminta berkah dari tanah yang akan digunakan.

Lahan yang dibuka biasanya digunakan untuk menanam padi, tetapi tidak hanya padi, biasanya juga dapat digunakan untuk tanaman lain.

14. Upacara Adat Batobo

                                                                                        Sumber Image / jadiberita.com

Batobo merupakan sebutan yang disematkan masyarakat Riau untuk kegiatan gotong royong dalam menggarap sawah, ladang, dan sebagainya.

Upacara adat ini sendiri biasanya diadakan oleh suku Bangkinang Ocu. Batako dilakukan untuk meringankan pekerjaan seseorang, sehingga pekerjaan akan lebih cepat dan mudah untuk dilakukan.

Tidak jarang pula tradisi ini berguna untuk menjadi penyemangat dalam melakukan suatu pekerjaan.

Kata batobo sendiri memiliki arti yaitu berkelompok, maksudnya melakukan sesuatu dengan bersama-sama. Batobo menjunjung tinggi prinsip kebersamaan dan kekeluargaan.

Namun hanya sebatas pengelolaan dan tidak memiliki hak untuk mendapatkan hasil dari pertanian itu sendiri. Kalian dapat menjumpai tradisi batobo di daerah Kampar dan Kuantan.

15. Upacara Adat Bakar Tongkang

                                                                                Sumber Image / upload.wikimedia.org

Tradisi tradisional Bakar Tongkang biasanya terdapat di kota Bagansiapiapi. Tradisi ini disebut juga dengan Go Ge Cap Lak yang biasanya diadakan setiap tanggal 15 dan 16 penanggalan Cina kelima.

Bakar Tongkang merupakan wujud rasa syukur masyarakat Tionghoa kepada Dewa Ki Ong Ya dan Tai Sun Ong Ya.

Kedua dewa ini diyakini telah memberikan keselamatan bagi masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi. Tradisi ini sudah dilakukan dua kali, sejak tahun 1820.


Yuk, mari kita sama-sam menjaga budaya upacara adat Indonesia, supaya berbagai upacara adat ini tidak hilang ditelan sejarah.

Alief
Simple, Humble and Learner.