Upacara Adat Sumatera Selatan – Sumatera Selatan merupakan provinsi yang berbatasan langsung dengan provinsi Jambi, provinsi Bengkulu dan provinsi Lampung.
Provinsi Sumatera Selatan sendiri memiliki berbagai jenis upacara adat yang unik dan menarik untuk dibahas. Upacara adat sendiri merupakan kegiatan budaya yang sudah berlangsung atau sudah ada sejak lama.
Setiap pelaksanaan upacara adat biasanya dibagi menjadi beberapa tahapan dimana setiap tahapan memiliki tujuan tersendiri.
Simak pembahasan mengenai berbagai upacara adat yang berlangsung di Sumatera Selatan berikut ini.
A. Upacara Adat Umum Sumatera Selatan
Ulasan berikut ini merupakan pembahasan mengenai berbagai upacara adat yang sering dilakukan atau mudah dijumpai di provinsi Sumatera Selatan.
1. Upacara Adat Bebehas

Bebehas merupakan tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat pedesaan di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
Bebehas dapat diartikan dengan membuat beras atau nasi yang sebelumnya adalah padi atau kegiatan mengumpulkan beras atau nasi.
Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat ketika sebuah keluarga hendak mengadakan hajatan, seperti ingin mengawinkan putra-putrinya atau biasa disebut ngantenan.
Menariknya, tradisi Bebehas hanya dilakukan oleh ibu-ibu dan anak perempuannya. Kegiatan ini juga selalu dilakukan secara gotong royong. Secara umum, tradisi Bebehas dibagi menjadi beberapa tahapan.
Pada tahap awal dilakukan dengan cara mulai memisahkan padi pada tangkainya atau yang oleh penduduk lokal Muara Enim menyebutnya dengan perontokan.
Setelah padi terlepas dari tangkainya, benih padi kemudian dijemur, tahap ini dikenal dengan istilah mengisal.
2. Upacara Adat Bekarang Iwak

Bekarang Iwak merupakan upacara adat dari Palembang, Sumatera Selatan, tepatnya berada di kecamatan Gandus yang khas.
Dalam tradisi ini, dalam proses upacara ini, warga akan menangkap ikan bersama untuk dibawa pulang secara gratis. Bekarang diartikan sebagai menangkap sedangkan untuk Iwak artinya ikan.
Hasil dari tangkapan ikan yang besar akan dijual oleh pemangku adat. Kemudian uang hasil penjualan akan digunakan untuk kepentingan umum seperti membangun jalan dan jembatan.
Pelaksanaan upacara bekarang iwak biasanya dilakukan oleh masyarakat palembang selama setahun sekali.
3. Upacara Adat Berasan

Berasan merupakan sebuah upacara adat yang berasal dari provinsi Sumatera Selatan. Nama berasan sendiri berasal dari bahasa Melayu yang berarti musyawarah.
Tujuan musyawarah ini adalah untuk menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar sekaligus menjadi silaturahmi antara keduanya.
Pertemuan antara kedua keluarga dimaksudkan untuk menentukan apa yang akan diminta gadis itu dan apa yang akan diberikan oleh pihak pria.
Pada kesempatan itu, sang gadis berkesempatan untuk diperkenalkan dengan keluarga sang pria dan biasanya suasana ini penuh dengan pantun.
Setelah makan, kedua keluarga menyepakati semua persyaratan pernikahan, baik secara adat maupun Islam. Dalam kesempatan itu juga ditentukan kapan acara “mutuske kato” itu berlangsung.
4. Upacara Adat Buang Jong

Buang Jong merupakan sebuah upacara yang dilakukan oleh suku Sekak atau atau suku Laut dengan melakukan upacara sesembahan kepada dewa laut.
Pelaksanaan uapcara buang jong sendiri berlangsung setiap satu kali dalam kurun waktu satu tahun.
Pada pelaksanaan upacara ini para masyarakat akan memberi persembahan yang diletakan di perahu kecil atau disebut dengan jong dan kemudian akan dilepas untuk menuju ke tengah laut.
5. Upacara Adat Kumpulan Rudat dan Kuntau

Pada tahapan ini, pengantin pria akan didampingi oleh juru bicara serta kedua orang tuanya. Uniknya, pada bagian samping juga akan terdapat beberapa orang yang memiliki tugasnya masing-masing, yaitu sebagai berikut.
- Dua orang bertugas membawa tombak
- Satu orang membawa payung pengantin
- Orang-orang dengan tugas membawa bunga langsih, ponjen adat, dekorasi tradisional serta gegawan
6. Upacara Adat Lepas Burung

Saat hari raya Imlek, masyarakat Sumatera Selatan memiliki tradisi yang cukup unik dan menarik.
Para pengunjung vihara akan melakukan tradisi dengan cara melepas burung pipit dengan tujuan untuk terbang ke alam bebas.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, melepaskan burung dapat mengurangi karma buruk dan membawa keberuntungan.
Mereka juga percaya bahwa semakin banyak burung yang dilepaskan, semakin banyak dosa yang akan terhapuskan.
Tradisi melepas burung bibit juga berdampak positif bagi warga penjual bunga di daerah sekitar pelaksanaan tradisi ini.
7. Upacara Adat Madik

Madik merupakan upacara adat yang termasuk sebagai upacara adat yang berasal dari provinsi Sumatera Selatan. Asal kata Madik ini berasal dari bahasa Jawa Kawi yang memiliki arti yaitu pendekatan atau mendekati.
Dalam pengertian lain, Madik diartikan sebagai proses untuk mengetahui seluk beluk atau melakukan penyelidikan terhadap seorang gadis yang dilakukan oleh utusan dari keluarga laki-laki.
Tujuan dari tradisi ini adalah untuk perkenalan, mengetahui asal usul dan silsilah masing-masing keluarga dan melihat apakah si gadis belum ada yang melamar.
8. Upacara Adat Menyengguk

Menyengguk merupakan sebuah upacara adat yang berasal dari provinsi Sumatera Selatan.
Kata menyengguk atau sengguk sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya yaitu memasang “pagar” agar gadis yang dituju tidak diganggu oleh sengguk.
Sengguk sendiri diartikan sebagai hewan sebangsa musang atau garangan, secara kiasan tidak diganggu oleh pria lain.
Tradisi ini dilakukan ketika proses Madik telah berhasil, untuk menunjukkan keseriusan, keluarga besar pihak laki-laki mengirimkan utusan resmi kepada keluarga pihak sang gadis.
Utusan itu juga membawa Tenong atau Sangkek yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat atau persegi panjang yang dibungkus kain batik bersulam emas.
Barang yang berada di dalamnya biasanya berisi makanan, bisa juga berupa telur, tepung, mentega, dan sebagainya sesuai dengan keadaan keluarga gadis itu.
9. Upacara Adat Munggah

Munggah merupakan puncak dari rangkaian upacara pernikahan adat yang berlangsung. Pelaksanaan munggah sendiri biasanya ditetapkan pada hari libur antara setelah hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.
Pagi hari sebelum acara, pihak pengantin wanita datang ke pihak pengantin pria (ngulemi) dengan mengirimkan sepasang pria dan wanita.
Acara ini akan melibatkan banyak anggota keluarga dari pengantin pria maupun wanita, karena pada acara ini akan banyak orang berdatangan terutama para tamu undangan.
Munggah dapat diartikan yaitu kedua pengantin pria dan wanita akan menjalani kehidupan berumah tangga yang selalu seimbang atau timbang rasa, serta rukun dan damai.
Tempat dimana acara munggah dilakukan adalah di rumah keluarga milik keluarga pengantin wanita.
Biasanya, sebelum prosesi munggah dimulai, terlebih dahulu akan dibentuk sebuah barisan yang berisi dengan rombongan pengantin laki-laki yang mana akan mendatangi rumah keluarga pengantin wanita.
10. Upacara Adat Nganter Penganten

Kata nganter penganten jika kita ubah dalam Indonesia maka memiliki arti yaitu mengantar pengantin.
Pada saat kedatangan pengantin pria, di rumah besan wanita sudah disiapkan acara mandi simburan. Ini bertujuan untuk menyambut malam perkenalan antara pengantin pria dan pengantin wanita.
Malam perkenalan ini merupakan penyelesaian tugas dari tunggu jeru, yaitu wanita yang ditugaskan untuk mengatur dan memberikan petunjuk tentang jalannya acara pernikahan.
Wanita tunggu jeru ini dapat berfungsi sebagai pencegah atau penjaga keselamatan berlangsungnya seluruh acara pernikahan di mana mungkin ada gangguan dari orang-orang yang menyukai berlangsungnya acara.
11. Upacara Adat Nganterke Belanjo

Tradisi Nganterke Belanjo merupakan prosesi yang biasanya berlangsung sebulan, setengah bulan atau bahkan beberapa hari sebelum acara Munggah diadakan.
Sebagai catatan, prosesi ini lebih banyak dilakukan oleh pengantin wanita, sedangkan pengantin laki-laki hanya bertugas untuk mengiringinya. Pada berlangsungnya acara ini uang belanja (duit belanjo) sudah boleh digunakan.
Uang belanja yang dimaksud adalah uang yang termasuk dalam ponjen kuning dengan ciri-ciri yang menyertainya atau pengiringnya yaitu berbentuk manggis.
Selain itu, hantaran dari calon pengantin pria juga dilengkapi dengan nampan minimal 12 buah berisi berbagai kebutuhan pesta, antara lain tepung, gula, buah-buahan kalengan, kue dan makanan ringan.
Dan lebih dari itu, disertai juga dengan pernyataan (enjukan) atau permintaan yang ditetapkan pada saat mutuske kato dan merupakan salah satu syarat adat untuk dilaksanakannya perkawinan menurut kesepakatan.
12. Upacara Adat Ngebet

Nah, jika proses sengguk sudah mencapai tujuan yang diinginkan, keluarga dari pihak laki-laki kembali berkunjung dengan membawa:
- Tiga potong tenong yang masing-masing berisi tepung
- Gula pasir dan telur bebek
Momen pertemuan ini menjadi tanda bahwa kedua nelah pihak keluarga telah “menemukan kato” dan sepakat bahwa sang gadis itu telah “diikat” oleh sang pria tersebut.
Sebagai tanda hubungan antara keduanya, utusan laki-laki memberikan hadiah kepada gadis berupa kain, pakaian, atau barang berharga berupa cincin, kalung, atau gelang.
Pada titik ini, kedua pihak biasanya harus memutuskan hari pernikahannya yang akan dilaksanakan.
13. Upacara Adat Ngobeng

Ngobeng sebenarnya adalah tata krama yang dilakukan ketika makan dan kegiatan ini pula diketahui sudah berlangsung secara turun temurun oleh masyarakat Palembang.
Tradisi ngobeng biasanya dapat dilakukan dalam beberapa acara seperti syukuran, pernikahan, hingga perayaan hari besar keagamaan.
Dalam tradisi ini, masyarakat akan makan bersama dengan cara duduk bersila dan membentuk lingkaran. Di tengah lingkaran akan disajikan berbagai lauk pauk yang telah disiapkan.
Ngobeng memiliki filosofi yaitu meningkatkan rasa kekeluargaan dan semangat gotong royong antar sesama manusia.
14. Upacara Adat Ngocek Bawang

Ngocek Bawang merupakan sebuah upacara adat yang berasal dari provinsi Sumatera Selatan. Tujuannya yaitu sebagai persiapan awal sebelum menyambut hari munggah.
Pada tahap ini banyak kegiatan yang akan dilakukan, meliputi pemasangan tenda pernikahan atau tarub, mempersiapkan bumbu masak serta mempersiapkan apa yang dibutuhkan pada hari munggah.
Pelaksanaan tradisi ngocek bawang kecik ini diadakan pada H-2 sebelum acara munggah dimulai. Selanjutnya pada H-1 sebelum acara munggah akan diadakan sebuah upacara yang bernama upacara bawang bakar besak.
Pada H-1 ini semua akan lebih bekerja keras, karena di hari ini semuanya harus sudah dipersiapkan dengan matang.
Pada tahap ini juga akan diutus 2 orang yaitu pria dan wanita untuk melakukan tugas mendatangi rumah besan atau biasa disebut masyarakat Sumatera Selatan sebagai “ngulemi”.
15. Upacara Adat Nyanjoi
Nyanjoi merupakan tradisi yang dilakukan pada malam hari setelah berusainya acara munggah dan acara nyemputi.
Umumnya Nyanjoi dilakukan dua kali, malam pertama saat Nyanjoi datang dengan rombongan anak muda, dan pada malam kedua yang datang adalah orang-orang tua.
Pada tahap ini yang mendatangi acara nyanjoi adalah dari pihak besan pengantin laki-laki.
16. Upacara Adat Nyemputi
Nyemputi dilakukan pada kurun waktu 2 hari setelah berusainya acara munggah. Acara ini sendiri merupakan kelanjutan dari upacara munggah yang baru saja dilakukan.
Pelaksanaannya yaitu rombongan dari pihak laki-laki akan membawa pengantin wanita ke tempat mereka rumah pengantin laki-laki.
Pada tahap ini, pihak dari keluarga pengantin wanita juga telah mempersiapkan rombongan untuk mengantar pengantin wanita ke kediaman pengantin laki-laki.
Ketika kedua pengantin telah sampai, maka acara selanjutnya yang diadakan adalah acara keramaian (perayaan).
Acara perayaan ini baru muncul di tahun 1960-an, sedangkan sebelum acara perayaan muncul biasanya tidak ada acara apa-apa.
17. Upacara Adat Rumpak-Rumpak

Rumpak-rumpak merupakan sebuah Tradisi yang sudah ada sejak lama dan merupakan tradisi turun temurun dari orang terdahulu.
Masyarakat Palembang mengadakan tradisi rumpak-rumpak biasanya bertujuan untuk memperingati hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.
18. Upacara Adat Sedekah Rame

Sedekah Rame merupakan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Lahat di Sumatera Selatan.
Tradisi ini biasanya dilakukan oleh para petani dengan maksud agar hasil panen melimpah dan diberikan kelancaran dalam setiap tahapan panen yang ada.
Acara akan dimulai dengan pidato dan pembakaran dupa. Kemudian, akan ada penyampaian pesan dan dilanjutkan dengan doa bersama. Acara diakhiri dengan makan bersama yang sebelumnya sudah disiapkan oleh ibu-ibu.
19. Upacara Adat Khitan Atau Sunatan

Jika seorang anak laki-laki telah mengkhatamkan Alquran, keluarga dari sang anak akan menyunat anak tersebut. Biasanya anak-anak yang sudah khatam Al Quran adalah anak-anak yang berusia 6 sampai 8 tahun.
Sebagai bentuk rasa syukur karena telah khatam Al-Qur’an, pihak keluarga akan mengadakan sebuah acara hajatan yang meriah.
Anak biasanya akan dihias kemudian diarak keliling desa setelah itu ia akan melakukan upacara khatam Al Quran, baru setelah selesai acara dia baru akan di khitan atau di sunat.
Dalam upacara adat khitan atau sunat ini, anak akan duduk di atas bokor kuningan yang telah dilapisi dengan sewet semage.
Sedangkan untuk tetesan darah dari prosesi khitanan akan disediakan kain lain. Setelah prosesi khitanan selesai, anak baru akan diperbolehkan kembali dan biasanya ia akan duduk di kojong untuk beristirahat.
20. Upacara Adat Tepung Tawar

Tradisi Tepung Tawar adalah tradisi memberi makan ketan, kunyit dan ayam kepada seseorang. Tradisi ini sendiri memiliki 3 jenis yaitu tolak bala, pernikahan, dan perdamaian.
Untuk Tradisi tepung tawar tolak Bala, biasanya dilakukan oleh keluarga yang sering mengalami kecelakaan atau bernasib sial.
Tujuan dari tradisi ini adalah untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT. Tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun lamanya dan sudah ada sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam.
Bedanya dengan tradisi Tepung Segar di Sumatera Selatan yang ada di daerah Melayu lainnya adalah tidak menggunakan tepung sebagai makanannya.
B. Upacara Adat Kelahiran Sumatera Selatan

Kelahiran seseorang merupakan momen yang sangat penting bagi seluruh keluarga di dunia, tak terkecuali di Sumatera Selatan.
Apalagi jika anak laki-laki yang lahir, maka mereka akan lebih bersyukur dan sangat bahagia tentunya.
Hal ini karena menurut masyarakat Palembang, anak laki-laki nantinya akan menjadi penegar atau orang yang akan menjadi penguat keluarga.
Selain itu, anak laki-laki juga diharapkan menjadi Penegak Jurai atau orang yang akan meneruskan keturunannya dengan membawa nama keluarga atau marganya.
Salah satu upacara adat Sumatera Selatan dalam rangka kelahiran seseorang adalah “Nyokor atau Ngonteng” yaitu upacara adat pemberian nama kepada sang bayi.
Pelaksanaanya yaitu ketika sang bayi berumur 7 hari, dalam upacara ini bayi tersebut akan disembelihkan seekor kambing yang mana juga bermanfaat untuk hidangan para tamu dalam acara.
C. Upacara Adat Perkawinan Sumatera Selatan

Dalam prosesi perkawinan, masyarakat di Sumatera Selatan juga memiliki beberapa upacara adat, berikut penjelasan tahapan upacara adat di Sumatera Selatan:
1. Melamar

Pada tahap ini pihak keluarga Pengantin pria akan mengirimkan beberapa orang untuk melamar calon pengantin wanita.
Pengantin pria dan beberapa rombongan keluarga akan datang ke rumah calon pengantin wanita tersebut.
Barang atau sangkek yang biasanya dibawa pada acara ini ada berbagai jenis dan berisi berbagai bahan mentah seperti beras, gula, telur, dan sebagainya.
2. Mutus Kato

Dalam acara ini, kedua keluarga calon pengantin akan berunding untuk menentukan hari, tanggal, bulan dan tahun pernikahan.
3. Belanggir

Saat kedua calon ingin bertemu, akan diadakan upacara adat belangir atau dalam tradisi Jawa dikenal dengan siraman.
Upacara adat ini merupakan upacara mandi dengan menggunakan air bunga setaman, namun sebelum prosesi, calon pengantin akan disiram terlebih dahulu dengan air kelapa hijau muda.
Prosesi penyiraman akan langsung dilakukan oleh para pihak pelaksana upacara yaitu Wait Jero.
4. Netak Contok

Upacara Netak Contok merupakan upacara yang dilaksanakan sebelum prosesi akad nikah dimulai.
Dalam upacara adat ini akan dihidangkan berbagai macam makanan seperti nasi kunyit, ayam bakar, tujuh macam kue pasar, dan lain sebagainya.
Prosesi ini diakhiri dengan Bedabung yaitu prosesi yang dilakukan untuk mempercantik tampilan calon pengantin wanita.
Pengantin wanita akan dipotong kukunya dan dihias, hal ini dimaksudkan agar pada saat prosesi akad nikah pengantin wanita akan terlihat lebih cantik nan anggun.
5. Akad Nikah

Setelah melalui beberapa tahapan dan telah tiba pada hari yang telah ditentukan, kedua pengantin akan dipertemukan kembali lengkap dengan pakaian adat Sumatera Selatan.
Akad nikah diawali dengan ijab kabul yang dilaksanakan di rumah pengantin wanita dengan disaksikan oleh kerabat kedua pengantin.
Kemudian setelah prosesi ijab qabul selesai, kedua pengantin ini akan disandingkan di atas pelaminan untuk menerima ucapan selamat dari para tamu undangan.
D. Upacara Adat Pemakaman Sumatera Selatan

Pemakaman adat adalah upacara dimana orang yang meninggal akan dimandikan, dirawat, dikafani hingga pada tahap yang terakhir yaitu dikuburkan.
Pada saat prosesi pemakaman dilakukan upacara adat dimana pihak keluarga yang ditinggalkan akan diberi dua tugas, yaitu.
- Memandikan jenazah dengan air bersih
- Membungkus jenazah dengan kain kafan
Sebelum dimakamkan, rombongan yang ditinggalkan akan didoakan terlebih dahulu. Selama prosesi pemakaman, biasanya banyak air mata kesedihan dimana keluarga yang ditinggalkan merasa sangat sedih.
E. Upacara Adat Kematian Sumatera Selatan

Provinsi Sumatera Selatan juga terdapat sebuah upacara adat yang diadakan ketika terdapat salah satu dari anggota keluarga meninggal dunia.
Jenazah akan dirawat dan dimakamkan menurut agamanya, acara berkabung yang dilakukan berlangsung pada hari ke-1, 3, 7, 40, 100 dan seterusnya.
Pada pelaksanaan acara ini, pihak dari keluarga yang ditinggalkan biasanya akan mengajak beberapa orang untuk mendoakan jenazah agar diampuni dosa-dosanya.
Sekian dari yang dapat kami beritahukan kepada kalian, semoga setelah membaca ulasan ini.
Kalian lebih bisa memahami dan pastinya menjaga keutuhan dari setiap upacara adat yang ada, terutama yang berlangsung di daerah kalian.
Leave a Reply